Arham indrawati, koordinator TPN X menyampaikan bahwa merdeka belajar seyogyanya dimulai dari ruang-ruang kelas, oleh karena itu saling berbagi adalah upaya untuk memperjuangkan kemerdekaan belajar murid-murid.

“Temu Pendidik Nusantara sudah yang kesepuluh kali dilaksanakan, dan setiap tahun pesertanya terus bertambah, harapan kami meningkatnya kemauan belajar guru dapat ekuivalen dengan peningkatan mutu pendidikan di Makassar,” ujarnya.

Arman Agung, MPd, Kepala Balai Besar Guru Penggerak Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa untuk mendapatkan kualitas pendidikan, eksistensi pendidik (guru) yang berkualitas adalah hal yang tidak bisa ditawar.

“Untuk memajukan pendidikan Indonesia, harus diawali dengan meningkatkan Sumber Daya Pendidiknya terlebih dahulu. Jika pendidiknya berkualitas maka akan menjadi modal utama mewujudkan peserta didik yang berkualitas,” ujar arman dalam orasi pendidikannya. 

Abdurrahman Aziz, perwakilan Yayasan Guru Belajar, mitra pembangunan Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, meyampaikan bahwa puncak temu pendidik nusantara adalah pesta pendidikan.

“Kami memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk belajar dari guru lain yang berasal dari berbagai negara,” ujarnya. 

Aminuddin Tarawe PhD, sekertaris dinas pendidikan Kota Makassar, menyampaikan bahwa guru harus berusaha menjadikan muridnya cerdas berkarakter,

“Tugas guru adalah mendidik dan menjadi model bagi muridnya,” ujarnya.**