“Iya itu Damtor dari Damkar Kota Makassar, memang ada yang rusak satu, totalnya lima, yang rusak pengadaan tahun 2019,” bebernya.

Kabid Advokasi FKMI (Front Kesatuan Mahasiswa Indonesia), Riswandi sangat menyangkan terkait dengan sikap Damkar Kota Makassar saling melempar terkait pengadaan Damtor 2019.

“Sangat miris! pada saat mendengar konfirmasi dari Damkar Makassar karna lagi-lagi tidak ingin mengakui tentang pegadaan Damtor 2019 dan semua hasil konfirmasi yang di dapatkan seolah tutup mata dengan adanya permasalahan ini yang saya anggap bahwa seharusnya Damkar Kota Makassar harus tau tentang pengadaan yang ada di beberapa Kecamatan tersebut, apalagi dengan kondisi yang tidak di perhatikan,” katanya.

Baca juga :https://rakyat.news/dana-besar-kualitas-minim-damtor-di-kecamatan-mariso-terbengkalai/

Lanjut, Ketua sapaan akrabnya menganggap mereka tidak becus dalam dalam hal pengelolaan pengarsipan dalam hal terkait pengadaan Damtor 2019.

“Dari beberapa konfirmasi ternyata tidak ada yang ingin mengakui tentang pengadaan Damtor tersebut, tentunya saya menganggap bahwa mereka tidak becus dalam pengelolaan dan pengarsipan data terkait dengan pengadaan tersebut, seharusnya ada arsip yang di siapkan sebagai data penyimpanan yang pernah di lakukan,” katanya.

Tambah, ia juga mengecam tindakan dari Bagian Perlengkapan Kota Makassar yang seakan-akan tidak tahu menahu terkait pengadaan tahun 2019, harusnya pihaknya punya arsip data yang Valid.

“Apalagi pengadaan itu sudah ada pada tahun 2019 tapi hasil konfirmasi ternyata juga tidak mengetahui tentang pengadaan tersebut, dan saya juga beranggapan bahwa pada tahun 2020 dan 2021 juga tidak ada pengadaan lanjutan yang di lakukan Bagian Perlengkapan Kota Makassar, sesuai hasil konfirmasi bahwa mereka hanya tau pada tahun 2022 saja berarti jelas bahwa mereka memang tidak becus dalam pengelolaan dan pengarsipan data yang seharusnya sudah menjadi tugas mereka untuk menyimpan data yang pernah di lakukan,” tegasnya.