“Kerelawanan ini diinspirasi oleh sikap dan karekter dengan Andi Amran yang tidak mengajari kita dengan berbicara tapi dengan tindakan nyata. Tentang ketegasan dan sikap tanpa kompromi terhadap korupsi”, tegasnya.

Acara penutup digelar doa dari koordinator RAAS Sumatera Barat, Nurcholis.

Dalam acara ini, yang membuat suasana hening adalah ketika ditayangkan slide video tentang perjalan hidup (story telling) Andi Amran Sulaiman. Ada yang mengharukan di sana. Kisah perjalanan hidup Andi Amran Sulaiman (AAS) demikian berlika-liku. Ada yang cukup mengharukan di sana. Diceritakan bagaimana perjuangan hidup AAS yang lahir dari desa dan orang tua dengan profesi petani memulai kisah hidupnya dengan ‘berdarah-darah’. Hidup dengan suasana keprihatinan dan kemiskinan namun tak menyerah oleh keadaan tersebut.

Kerja keras, disiplin baja serta integritas yang kuat kemudian membawa AAS mampu mendobrak kemiskinan dan membalikkan kondisi hidupnya. Pesan yang paling kuat dalam kisah hidup Andi Amran Sulaiman ini adalah “kita bisa terlahir miskin, tapi jangan mati dalam kemiskinan”.

Diketahui, Andi Amran Sulaiman sebelum pengabdikan diri sebagai Menteri Pertanian RI memang telah dikenal sebagai pengusaha sukses dari wilayah timur Indonesia. Usahanya membentang dari pertambangan, perkebunan sawit, perkebunan tebu dan pabrik gula di bawah payung PT. Tiran Group.

Namun di samping itu, Andi Amran Sulaiman juga sangat peduli dengan masyarakat dan aktif dalam kerja-kerja sosial, keagamaan dan pendidikan di bawah bendera AAS Foundation. (*)