MAKASSAR – Koalisi Perjuangan Pemuda Mahasiswa (KPPM) dalam momentum September Berdarah (Sedarah) pada hari Jum’at(29/09/2023) lakukan aksi demonstrasi di Jl Sultan Alauddin, sabtu(30/09/2023).

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk pengecaman penggusuran Masyarakat Rempang di kota Batam.

Kordinator Mimbar (Kormim) Syahrul Ramdhan dalam orasinya menuntut pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan tidak bermain main dalam menjalankan pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesi.

“Rezim kali ini gagal total, karena banyak hal yang kemudian pemerintah sepelehkan, mulai dari Perampasan hak masyarakat rempang, pendidikan gratis dan belum lagi harga BBM kemudian akan di naikkan,” ucap Kormim demonstrasi.

Selain itu Jendral Lapangan (Jendlap) Nur Wahid dalam orasinya mengatakan mengecam tindakan represif yang dilakukan pemerintah atas penggusuran paksa masyarakat rempang.

“Sebanyak 10.000 jt jiwa yang ada di pulau rempang yang terdampak penggusuran atau relokasi paksa oleh pemerintah kota batam adalah sebuah bentuk kedzoliman nyata yang dipertontonkan oleh rezim saat ini,” ungkapnya saat menyampaikan orasi ilmiahnya.

Lanjut dirinya mengatakan langkah ini merupakan satu langkah otoriter dikarenakan masyarakat di pulau rempang menolak untuk di gusur dan apabila pemerintah saat ini tidak menghentikan penggusuran tersebut KPPM akan menggelar aksi jilid II dengan massa yang lebih banyak lagi,” Tegas Nur Wahid dalam orasinya.

Adapun tuntutan KPPM pada aksi demonstrasi yakni Tolak Rempang tergusur, Wujudkan pendidikan gratis dan Tolak kenaikan harga BBM.

 

YouTube player