Pada triwulan III 2023, ekonomi Sulsel diprakirakan masih melambat seiring normalisasi permintaan masyarakat pasca puncak HBKN serta tantangan El Nino pada pertanian.

Perekonomian Sulsel pada keseluruhan tahun 2023 diprakirakan tetap tumbuh kuat pada rentang 4,80 5,10% (yoy),

Lebih lanjut, inflasi di Sulsel pada periode September 2023 terpantau masih terkendali yaitu sebesar 2,33% (yoy)  atau lebih rendah dibandingkan 5,86% (yoy) pada triwulan I 2023 dan 4,43% (yoy) pada triwulan II 2023.

Capaian inflasi tersebut masih berada pada sasaran inflasi nasional yakni 3±1% (yoy) dan diprakirakan akan tetap berada pada rentang tersebut hingga akhir tahun 2023.

Dilihat dari strukturnya, Sulsel memiliki 5 sektor ekonomi utama yang konsisten mendorong pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya.

Yaitu sektor Pertanian, Perdagangan, Industri Pengolahan, Konstruksi, dan Infokom.

Sektor LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan konsisten menyumbang ±20% PDRB Sulsel dengan rata-rata pertumbuhan 3,88% (yoy) dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Namun, terdapat sejumlah permasalahan yang menghambat sektor pertanian untuk dapat berkontribusi lebih baik dalam meningkatkan perekonomian Sulsel ke depan.

Yang pertama yaitu luas lahan pertanian di Sulawesi Selatan cenderung mengalami penurunan dari tahun 2022 dibandingkan 2020.

Data PS menunjukkan bahwa Luas lahan pertanian di Sulsel pada tahun 2022 adalah 3,652 Juta Ha turun sebesar -0,09% dibandingkan 2020 yaitu 3,656 juta Ha.

Tingkat produktivitas produksi padi di Sulsel juga cenderung mengalami penurunan. Rata-rata produktivitas produksi padi terhadap lahan pertanian di Sulsel mengalami penurunan sebesar -0,23% per tahun dalam kurun waktu 2011-2020.

Lebih lanjut, jumlah petani di Sulsel pada Periode Feb 2023 mencapai sebanyak 1,58 Juta orang, turun sebesar 0,03 juta atau -1,89% dibandingkan periode Feb 2022 yang mencapai 1,61 juta orang.