Sekitar 250 hektare di antaranya berada di Lappa Laona, Kabupaten Barru.

“Saya sempat berkeliling melihat langsung tegakan pohon yang telah ditanam oleh PT Vale. Secara umum tanaman-tanaman ini cukup bagus, sudah 80 persen yang relatif tumbuh signifikan. Kita harap, terus dilakukan pemeliharaan setiap hari, dan juga pohon yang mati bisa disulam,” ujarnya.

Hanif mengaku sudah cukup sering menerima laporan tentang keseriusan PT Vale dalam memenuhi kewajiban melakukan rehabilitasi DAS.

Dia pun memilih datang ke Sulsel, dan menempuh perjalanan darat lebih dari lima jam dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Lappa Laona, untuk melihat langsung pohon-pohon yang ditanam PT Vale.

“Saya sudah membaca laporan bahwa PT Vale melakukan rehabilitasi lahan cukup bagus, dan PT Vale ini punya kredibilitas yang sudah dikenal di level nasional. Informasi ini bukan dari satu dua orang saja. Sehingga kami mengapresiasi Vale bisa memenuhi kewajiban ini,” tuturnya.

Dia pun berharap, tidak cuma sampai di situ.

Dia berharap PT Vale bisa menjadi contoh konkrit bahwa hasil aktivitas ekstraksi sumber Daya Alam, bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

“Setelah ini, kita harap ada sinergi antara Vale dengan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) dan masyarakat agar nanti setelah tanaman hasil rehabilitas DAS diserahkan kepada pemerintah, bisa dikelola oleh Pemerintah Daerah dengan baik,” harapnya.

Menurutnya, tidak sedikit lahan hasil rehabilitasi setelah diserahkan ke daerah, tidak terkelola dengan baik oleh Pemerintah Provinsi karena keterbatasan anggaran dan personil.

Hanif memaparkan, salah satu manfaat penting dari rehabilitasi DAS diantaranya adalah bisa membantu meningkatkan ekonomi dan kesejahteaan masyarakat.

Sehingga diharapkan, pohon-pohon yang ditanam Lappa Laona bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut dan bisa memberi efek ekonomi ke masyarakat sekitar.