Para peserta yang sebagian besar perempuan ini terus menunduk. Tak sedikit yang menyeka air mata. Mereka larut dalam doa dan pengharapan agar hasil baik berpihak kepadanya usai mengerjakan soal tes CPNS.

“Hari ini mereka bersimpuh di rumah, di masjid, di gereja, di pura dan tempat ibadah lain hanya untuk mendoakan anak-anaknya memeroleh hasil yang terbaik,” suara Agus lirih menambah hening suasasa Aula La Galigo.

“Bayangkan pula wajah ayah kita. Ada yang memikul karung, jadi tukang ojek, tukang becak. Mereka mengumpulkan rupiah demi rupiah hanya untuk membahagiakan anak-anaknya. Dan atas doa mereka, semoga kita semua bisa lulus dalam tes kali ini. Amin,” Agus menutup doanya. Usai memimpin doa, Agus berkata bahwa dengan mengingat wajah orang tua, akan menyambungkan kembali neuron-neuron yang ada di otak, sehingga membuat peserta semakin mudah mengerjakan soal karena tidak ada lagi ketegangan akibat stres berlebihan.

Ditemui usai memimpin doa, Agus mengungkapkan bahwa metode doa yang ia pakai tadi itulah yang disebut peak performance method, yaitu sebuah metode doa untuk membantu peserta kembali fokus dan produktif dalam mengerjakan soal-soal ujian.

“Metode ini saya gunakan untuk menaikkan performance peserta, menghilangkan ketegangan, melepaskan stress agar mereka mudah menyelesaikan soal-soal ujian,” terangnya.

Apa yang disampaikan Agus dalam doa tadi rupanya berdampak positif terhadap performance para peserta. Salah seorang peserta tes, Intan Ratu Permata, mengaku merasa nyaman dan tenang usai Agus memimpin doa lewat metode tersebut. “Alhamdulillah, tadi saya sangat nyaman dan tenang usai dikasi doa-doa seperti itu tadi,” ucap Intan yang mengaku sempat terharu karena kembali diingatkan jasa-jasa orang tua,” ucap Intan.