GORONGTALO – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” kembali diadakan secara virtual di Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada 4 Oktober 2021. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo,. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Pilih Pinjaman Online yang Aman dan Legal”.

 

Program kali ini menghadirkan Walikota Gorontalo, Marten A. Taha dan empat narasumber yang terdiri dari Startup Ecosystem Builder, Patrice Sagay; Redaktur Eksekutif Ligo.id, Arfan Dalonggo; Presenter TV, Ajeng Mawadah Puyo; dan CEO dan Founder Rumah Karawo, Agus Lahinta. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Penyiar Radio Daniel Hery. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta. Kegiatan ini diikuti oleh 497 peserta dari berbagai kalangan.

 

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

 

Walikota Gorontalo, Marten A. Taha mengapresiasi webinar Literasi Digital yang bermanfaat menambah kecakapan digital masyarakat di Gorontalo. “Mari manfaatkan internet dan digital untuk hal-hal positif dan kreatif guna menciptakan masyarakat berdaya saing, berkontribusi membangun daerah, dan mewujudkan masyarakat kota Gorontalo yang smart,” ujarnya. 

 

Patrice Sagay membuka webinar kali ini dengan tema “Tips Memilih Aplikasi Dompet Digital yang Aman”. Dia mengimbau agar masyarakat hanya menggunakan aplikasi pembayaran digital yang berlisensi. “Jangan asal men-download karena saat ini banyak aplikasi dompet digital serupa padahal bukan asli,” katanya.