Sebagai pemateri ketiga, Irfan Sophan Himawan membawakan tema “Digital Culture: Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif menjadi Produktif”. Selama pandemi, penggunaan internet dan media sosial meningkat. Akibatnya, muncul budaya atau pola hidup konsumtif. “Ketika daya beli naik, harusnya dibarengi dengan literasi digital yang bertambah. Pola pikir konsumtif menjadi produktif berarti membeli yang dibutuhkan, bukan diinginkan. Serta, berpikir kritis dan adaptif,” ujar Irfan.

Adapun sebagai pemateri terakhir, Astri Dwi Andriani menyampaikan tema “Digital Safety”. Phishing berarti pencurian data pribadi yang merugikan pengguna. Ancaman kejahatan ini adalah hukuman 6 tahun dan denda hingga Rp 1 miliar, sesuai UU ITE. “Upaya pencegahannya yaitu harus update diri tentang phishing, jangan asal klik, hover, pastikan keamanan website (https), gunakan peramban versi terbaru, waspada jika dimintai data pribadi, gunakan kata sandi sulit, pasang antivirus, dan hindari WiFi publik,” pungkasnya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu pertanyaannya, “Banyak orang memulai bisnis daring di bidang pangan dan perikanan hanya untuk mengikuti tren tanpa persiapan baik. Sebenarnya hal apa yang harus dipersiapkan sebelum memulai bisnis tersebut?” tanya llham Adit Pramudya kepada Cecep Nurul Alam.

“Produk yang bagus dengan proses yang bagus, baik itu pertanian, perikanan, ini akan meningkatkan pembelian berkali-kali. Kalau produknya bagus, orang pasti balik lagi. Kalau mau jadi petani yang baik, ya pakai proses-proses yang bagus, direkam, biar mereka percaya. Begitu dipasarkan, mereka akan balik lagi. Perikanan juga sama,” jawab Cecep Nurul Alam.