Implikasi dari pemimpin “titipan” ini sangat besar. Pertama, legitimasi kepala daerah tersebut akan dipertanyakan. Apakah mereka benar-benar akan bekerja untuk kepentingan rakyat atau hanya untuk memenuhi janji dan komitmen kepada pihak yang telah “menitipkan” mereka ke posisi kekuasaan? Kedua, kebijakan yang diambil mungkin lebih menguntungkan kelompok tertentu dibandingkan masyarakat luas. Dan yang paling meresahkan, integritas pemerintahan menjadi rentan terhadap praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Di sisi lain, jika Pemilukada benar-benar merupakan amanah dari rakyat, kepala daerah yang terpilih akan merasa bertanggung jawab langsung kepada masyarakat yang memilihnya. Mereka akan bekerja keras untuk memenuhi janji-janji kampanye, menjaga integritas, dan mengedepankan transparansi dalam setiap keputusan yang diambil. Amanah dari rakyat adalah kontrak moral yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab, dan pemimpin yang memahami ini akan selalu berusaha menjadi pelayan yang baik bagi masyarakat.

Untuk itu, masyarakat harus lebih kritis dalam menjalani proses Pemilukada. Jangan sampai suara yang mereka berikan menjadi sia-sia karena telah dimanipulasi oleh kekuatan yang tidak mengutamakan kepentingan rakyat. Masyarakat perlu mengenali calon kepala daerah yang benar-benar memiliki rekam jejak baik, bersih dari kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, serta berkomitmen penuh untuk melayani rakyat.

Pemilukada seharusnya menjadi wujud nyata dari demokrasi, di mana rakyat benar-benar menjadi penentu arah masa depan daerahnya. Jika proses ini dikotori oleh praktik “titipan”, maka yang terjadi bukanlah pemerintahan yang melayani, melainkan pemerintahan yang hanya melayani segelintir pihak.

Memilih kepala daerah bukan hanya soal memilih pemimpin yang populer, tetapi juga memilih seseorang yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kepala daerah adalah representasi hukum di tingkat lokal, yang bertanggung jawab untuk menegakkan hukum dan kebijakan yang adil serta transparan.

YouTube player