Jaksa Agung yang berasal dari Jaksa karier/internal Kejaksaan juga membuka harapan bagi insan adhyaksa untuk dapat berkarier sampai puncak di Kejaksaan. Hal tersebut tentunya menjadi semangat dan motivasi insan Adhyaksa khususnya para Adhyaksa muda.

Dibawah kepemimpinan Jaksa Agung, Prof. Dr. Sanitiar Burhanuddin, S.H., M.M. Kejaksaan telah menunjukan kemajuan, tranformasi dan inovasi yang signifikan. Kejaksaan melukiskan grafik eksponensial menanjak yang menunjukkan tren sangat positif dengan menempatkan Kejaksaan menjadi lembaga penegak hukum yang paling dipercaya publik secara konsisten (survei indikator politik indonesia), dan citra positif Kejaksaan berada di angka yang cukup tinggi, yakni 68,1% (hasil survei Litbang Kompas).

Pencapaian Kejaksaan RI per Juli 2024 juga menunjukkan hasil yang signifikan, Pertama Bidang Intelijen, telah melakukan kegiatan pengamanan pembangunan strategis sebanyak 258 proyek, yang di dalamnya terdapat 86 PSN. Kemudian pelaksanaan Tangkap Buronan periode Januari s.d Juni 2024 sejumlah 73 orang. Kedua Bidang Tindak Pidana Umum, penyelesaian penanganan perkara hingga tahap eksekusi sampai pada Juni 2024 sebanyak 46.300 perkara, dan tahap dua sebanyak 55.202 perkara.

Penghentian penuntutan dengan pendekatan restorative justice (RJ) sejak diundangkannya, sebanyak 5.482 perkara, atas pencapaian tersebut Jaksa Agung, Prof. Dr. Sanitiar Burhanuddin, S.H., M.M. mendapat penghargaan Ideaward 2024 oleh Ideafest yang diserahkan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Program RJ dinilai memberikan dampak positif yang signifikan dalam mewujudkan keadilan dan solusi alternatif dalam penyelesaian perkara pidana di Indonesia.

Kejaksaan juga telah membentuk Rumah RJ sebanyak 4.617, dan Balai Rehabilitasi NAPZA sebanyak 112 balai rehab. Ketiga Bidang Tindak Pidana Khusus, sepanjang Semester I tahun 2024 telah melakukan penyelamatan dan pemulihan kerugian keuangan negara kurang lebih sebesar Rp1,3 triliun, serta di tahun ini bidang pidsus sedang mengungkap penanganan perkara mega korupsi tata kelola pertambangan timah dengan kerugian total sebesar Rp300 triliun yang terbagi menjadi kerugian negara sebesar Rp 29 triliun dan kerugian keuangan negara karena kerusakan lingkungan sebesar Rp 271 triliun. Keempat Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, telah berhasil melakukan penyelamatan Keuangan Negara melalui jalur perdata sebesar Rp23 triliun, dan emas seberat 107 ton serta pemulihan keuangan negara sebesar Rp 636 miliar. Sejak Januari s.d Juni 2024 dalam Pendampingan PSN, bidang Datun juga melakukan pendampingan hukum sebanyak 3 kegiatan dan 6 pendapat hukum.