RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa kematian seorang pemimpin Hamas bernama Yahya Sinwar tidak menandai berakhirnya perang di Gaza.

Netanyahu meyakini bahwa tewasnya Sinwar hanya sebagai titik awal menuju akhir perang di wilayah tersebut.

“Ini bukan akhir perang di Gaza. Ini adalah awal dari akhir,” ujar Netanyahu, Jumat (18/10/2024) mengutip Al Jazeera, .

Menurut Netanyahu, perang di Gaza bisa segera berakhir, bahkan mungkin besok, asalkan Hamas mau menyerah dan membebaskan semua sandera yang mereka tahan.

“Perang ini dapat berakhir besok. Dapat berakhir jika Hamas meletakkan senjata dan memulangkan para sandera,” ungkapnya.

Israel menyatakan siap untuk menjamin keselamatan bagi siapapun yang turut serta dalam pembebasan tawanan. Namun, Netanyahu bersumpah untuk mengejar serta mengadili siapapun yang memilih bersenjata melawan Israel.

Israel Katz, Menteri Luar Negeri Israel, secara resmi mengumumkan bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar tewas dalam serangan di wilayah Gaza. Israel menuduh Sinwar sebagai otak di balik serangan yang terjadi pada 7 Oktober 2023.

“Pembunuh massal Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pembantaian dan kekejaman pada tanggal 7 Oktober telah dihabisi hari ini oleh tentara IDF (militer Israel),” kata Katz dalam pernyataan resmi, dikutip Reuters, Jumat (18/10).

Hingga saat ini, Hamas belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan mengenai kematian pemimpin mereka, Yahya Sinwar.

KRONOLOGI TEWASNYA YAHYA SINWAR

Pejabat Israel mengungkapkan, bahwa serangan yang diduga kuat menewaskan Sinwar ini terjadi Rabu (16/10) malam di selatan Jalur Gaza.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis rekaman video yang memperlihatkan momen terakhir pemimpin Hamas, Yahya Sinwar sebelum ditemukan tewas pada hari Kamis (17/10/2024) waktu setempat.

Saat tidak sengaja bertemu dengan sekelompok orang bersenjata yang bersembunyi di sebuah bangunan, tank kemudian menembaki bangunan tersebut.

Ledakan tersebut memberikan dampak luka fatal pada Sinwar, yang kemudian dikonfirmasi oleh batalion infanteri ke-450 IDF setelah masuk ke bangunan tersebut.

Pasukan IDF tidak menyadari keberadaan pemimpin Hamas dalam kelompok tersebut, hal ini terungkap setelah pencarian di reruntuhan dilakukan.

Sebelumnya, pesawat tanpa awak milik IDF memasuki bangunan untuk memantau situasi. Pesawat itu menemukan seorang pria bertopeng dengan tangan kanan terputus, sedang berjongkok di belakang sofa. Pria itu ternyata adalah Sinwar.