Netanyahu Tolak Usulan Gencatan Senjata dari Presiden Mesir di Gaza
RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak rencana gencatan senjata singkat yang diajukan oleh Mesir untuk Hamas di Jalur Gaza pada hari Minggu.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan usul tersebut dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune di ibu kota Kairo yang mencakup penawaran gencatan senjata selama dua hari yang akan ditukar dengan sejumlah sandera.
“Kami mengusulkan gencatan senjata di Jalur Gaza selama dua hari untuk menukar empat sandera (Israel) dengan sejumlah tahanan (Palestina), dan kemudian negosiasi akan dilakukan selama 10 hari untuk mengubah gencatan senjata menjadi gencatan senjata permanen,” kata al-Sisi.
Menanggapi hal tersebut, sebagian besar menteri dan Lembaga keamanan Israel mendukung usulan Mesir, namun, Netanyahu menentangnya sehingga Tel Aviv menolak kesepakatan tersebut.
“Negosiasi hanya akan dilakukan di bawah tekanan,” kata Netanyahu, dilansir dari Channel 12 Israel.
Israel memperkirakan sekitar 101 warga mereka masih ditawan oleh Hamas di Gaza sementara ada kekhawatiran bahwa beberapa di antara mereka mungkin telah tewas dalam serangan udara Israel yang terjadi di wilayah padat penduduk itu.
Upaya yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata dan memfasilitasi pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas terhenti setelah Netanyahu menolak untuk mengakhiri konflik tersebut.
Tentara Israel terus melancarkan serangan intensif di Jalur Gaza sejak serangan Hamas di perbatasan pada bulan Oktober lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi mendesak untuk segera mencapai gencatan senjata.
Hampir 43.000 orang tewas sejak konflik tersebut dimulai, dengan sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, sedangkan lebih dari 100.000 lainnya mengalami luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza menjadi pengungsi karena blokade yang berkelanjutan, mengakibatkan kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel juga menghadapi dakwaan genosida di Mahkamah Internasional karena tindakannya di Gaza.
Tinggalkan Balasan