Jafar juga mengungkapkan bahwa wacana MLB NU tidak berasal dari pihak luar NU. Dia kemudian menyalahkan Gus Yahya karena terlihat takut dengan mobilitasi struktural NU dan membuat pernyataan menolak rencana MLB NU.

“Sungguh cara-cara ketua umum PBNU saat ini sudah jauh dari cara ala ulama dalam penyelesaian setiap masalah. Ketum PBNU sekarang dalam kepemimpinannya penuh dengan kooptasi, intimidatif, anti kritik, arogan dan jauh dari cara-cara pendekatan keilmuan tetapi penyelesaian dengan cara pendekatan kekuasaan,” ungkap Jafar Shodiq.

Terpisah, Ketua Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (PO & MLB NU), Abdussalam Shohib atau Gus Salam membantah bahwa rencana MLB NU ilegal. Meskipun demikian, dia menghormati pendapat Gus Yahya yang menganggap MLB NU ilegal karena menurutnya, MLB NU bukan hal baru dalam sejarah NU.

“Diksi ilegal kurang tepat. Dalam sejarah NU ada beberapa kali wacana dan dinamika MLB, termasuk Gus Dur pernah mewacanakan, jadi bukan hal baru dalam perjalanan NU,” kata Gus Salam.

Isu mengenai rencana MLB NU pertama kali muncul dari hasil kesepakatan Mubes Alim Ulama di Bangkalan, Jawa Timur pada 18 Agustus 2024. Pada pertemuan tersebut, para kiai dan ulama NU berkumpul untuk membahas kondisi PBNU dan menghasilkan kesepakatan yang disebut ‘Amanah Bangkalan’.

Gus Salam memastikan bahwa Pramuktamar Luar Biasa NU akan diselenggarakan di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Desember 2024.

Baru-baru ini, Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal Saifullah Yusuf mengumpulkan jajaran PWNU seluruh Indonesia di Surabaya. Mereka mengadakan rapat koordinasi di Hotel Bumi, Surabaya, pada Sabtu (30/11) lalu.

Dalam rapat koordinasi itu, salah satu yang dibahas adalah rencana Muktamar Luar Biasa (MLB) PBNU yang sedang direncanakan dan dijadwalkan akan dilaksanakan pada Desember 2024. Gus Yahya menegaskan bahwa para pengurus PWNU se-Indonesia sepakat menolak rencana MLB tersebut dan menyatakan bahwa dia tidak memahami urgensi dari dorongan kelompok tertentu terhadap MLB.A

YouTube player