Rahmad merasa bahwa kejadian ini sangat merugikan timnya. Ia menilai Barito Putera memiliki peluang besar untuk menyamakan skor menjadi 3-3, terutama karena mereka sempat mendapatkan peluang dari tendangan bebas dan sepak pojok di menit-menit akhir.

“Kita masih punya momentum bagus di menit-menit akhir. Kita mempunyai freekick, mempunyai corner kick dan possibility kita membuat gol masih tinggi,” paparnya.

PSM Makassar Buka Suara

Dalam upaya mengejar hasil imbang, Barito Putera semakin agresif selama tujuh menit perpanjangan waktu. Pada menit ke-97, PSM melakukan tiga pergantian pemain sekaligus.

Daffa Salman, Achmat Fahrul Aditia, dan Muhammad Arham Darmawan masuk, sedangkan Akbar Tanjung, Syahrul Lasinari, dan Latyr Fall keluar dari lapangan.

“Pergantian pemain ini memanfaatkan slot pergantian yang terakhir,” kata Media Officer PSM Makassar Sulaiman Abdul Karim dalam keterangannya, Senin (23/12).

Sulaiman menjelaskan bahwa prosedur pergantian pemain dilakukan dengan menyerahkan form pergantian pemain kepada wasit cadangan.

Setelah form tersebut diserahkan, wasit cadangan memeriksa ketiga pemain apakah terdaftar dalam Daftar Susunan Pemain (DSP) pertandingan.

“Setelah itu dilakukan, prosedur selanjutnya sudah menjadi kewenangan atau ranahnya perangkat pertandingan alias wasit. Dalam hal ini adalah wasit yang memimpin pertandingan dan wasit cadangan. Keduanya yang mengatur keluar dan masuknya pemain pengganti dan yang diganti,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sulaiman memaparkan bahwa dalam insiden PSM Makassar Vs Barito Putera, pergantian pemain dilakukan berdasarkan arahan wasit cadangan.

“Tentu saja mengikuti arahan dari wasit utama dimana pada keadaan tersebut menetapkan play on sehingga pemain tidak dapat dan tidak diminta oleh wasit utama untuk meninggalkan lapangan,” pungkasnya.