Polemik Lukisan Yos Suprapto, Sutradara Ichwan Persada Khawatir Film Solata Juga Kena Sensor
RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Polemik pelarangan pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional belakangan ini memicu keresahan di kalangan seniman.
Sutradara sekaligus produser film, Ichwan Persada, turut menyuarakan kekhawatirannya terhadap dampak polemik ini, terutama pada karya seni yang kritis terhadap isu-isu sosial.
Ichwan yang kini tengah menyelesaikan proses pascaproduksi film terbarunya berjudul SOLATA [Teman Adalah Keluarga yang Kita Pilih], merasa was-was.
Film yang berlokasi utama di Toraja ini mengangkat isu akses pendidikan anak-anak di pedalaman dan menyelipkan kritik konstruktif terhadap pemerintah.
Kekhawatiran Ichwan muncul karena salah satu adegan di SOLATA menampilkan foto [mantan] Presiden RI dengan bagian mulut yang terlihat tercoreng.
Adegan ini, menurut Ichwan, tidak dirancang secara sengaja melainkan hasil dari penggambaran kondisi kelas yang berantakan akibat ketiadaan guru selama lebih dari dua tahun.
Saat kelas tersebut ditata ulang oleh tim artistik, foto presiden dan wakil presiden menjadi bagian dari elemen ruangan.
“Saat Forum Group Discussion (FGD) di 10 kota yang kami adakan untuk memutar draft awal SOLATA, dari 150-200 responden, hanya 1-2 orang yang menyoroti adegan tersebut, itu pun dari kalangan yang dekat dengan politik. Mayoritas menilai adegan itu wajar dan relevan dengan konteks cerita. Tapi setelah polemik lukisan Yos Suprapto, saya jadi khawatir film ini bisa kena sensor,” ungkap Ichwan kepada media, Senin (23/12/2024).
Menurut Ichwan, seni, termasuk film, seharusnya menjadi medium untuk merefleksikan kondisi masyarakat.
Ia berharap pemerintah membuka ruang ekspresi yang luas bagi seniman yang bertanggung jawab dan tidak menjadikan kritik sebagai ancaman.
“Saya berharap di bawah pemerintahan Bapak Prabowo Subianto, seni tetap memiliki kebebasan untuk menyampaikan pesan penting. Kritik dalam karya seni adalah bentuk cinta dan kontribusi masyarakat untuk kemajuan bangsa,” tambahnya.
Film SOLATA direncanakan rilis pada awal tahun depan dan digadang-gadang akan menjadi salah satu film yang memperkuat suara-suara seniman tentang realitas sosial di Indonesia.
Tinggalkan Balasan