Berlibur di Geopark Maros Pangkep Saat Musim Hujan, Ini Kata Pengelola
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Memasuki masa libur akhir tahun, sejumlah destinasi wisata pada kawasan Geopark Maros Pangkep Unesco tentunya kerap menjadi pilihan utama bagi sebagian masyarakat di Sulawesi Selatan.
Namun kondisi cuaca yang terlihat pada sejumlah wilayah di Sulsel belakangan ini tergolong kurang baik karena tingginya curah hujan yang disertai cuaca ekstrem, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat untuk mengisi hari libur di penghujung tahun.
Adapun sejumlah destinasi wisata yang terkenal pada kawasan Geopark Maros Pangkep Unesco antara lain Rammang-Rammang, Bantimurung, hingga taman arkeologi Sumpang Bita, dan lainnya. Sementara untuk wilayah laut ada Pulau Penambungan serta Kapoposang.
General Manager Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep UNESCO, Dedy Irfan mengatakan kawasan ini didominasi destinasi wisata alam terbuka, sehingga perlunya untuk memperhatikan faktor cuaca yang ada mengingat sekarang curah hujan sangat tinggi.
“Tentunya (cuaca buruk) memicu air bah sungai sehingga sebaiknya semua destinasi aliran sungai dihindari untuk sementara waktu sampai dengan cuaca membaik,” kata Dedy dalam konferensi pers di Kopi Tiam, Makassar, Selasa (24/12/2024).
Meski begitu, Dedy mengungkapkan masih terdapat sejumlah destinasi yang tentunya dapat dikunjungi oleh masyarakat pada kawasan Geopark Maros Pangkep Unesco.
“Tapi saya kira ada destinasi lain yang bisa kunjungi misalnya museum kupu-kupu kemudian, kemudian museum pusat Geopark yang ada di Pangkep,” jelasnya.
Dedy menuturkan bahwa kedua destinasi museum tersebut dapat dengan mudah diakses langsung oleh wisatawan atau dapat menghubungi pihak Geopark Maros Pangkep Unesco.
“Akses ke sana bisa akses terbuka (umum) atau bisa melalui badan Geopark Maros Pangkep,” ucapnya.
Dady juga menjelaskan, bahwa perlunya kesiapan dari para pengunjung untuk melengkapi diri dengan keperluan outdoor memadai atau adaptif terhadap cuaca, seperti jaket tebal dan sepatu anti slip.
“Terkait dengan Nataru ini tentu kita menghimbau kepada masyarakat yang ingin berwisata ke Geopark Maros Pangkep untuk mempersiapkan diri dengan keperluan outdoor atau pakaian yang adaptif dengan kondisi hujan seperti jaket dan sepatu anti slip,” tuturnya.
Dedy mengungkapkan, bahwa kawasan Geopark Maros Pangkep ini telah resmi memiliki status Unesco pada tahun 2023 lalu dan menjadi satu-satunya yang memiliki gelar tersebut khususnya di pulau Sulawesi dari total 195 situs Geopark dari 48 negara.
Di Indonesia sendiri baru terdapat 10 kawasan yang telah ditetapkan oleh Unesco sebagai status Unesco Global Geopark.
Adapun kawasan Geopark lainnya di Indonesia memiliki status antara lain 9 Nasional Geopark dan 5 Aspiring Geopark.
“Di seluruh dunia ada 195 Geopark di 48 negara. Dan Maros Pangkep satu-satunya di Sulawesi saat ini,” tegas Dedy.
Kawasan seluas 5.000 km persegi ini meliputi Kabupaten Maros dan Pangkep, yang terbagi dua bagian yakni darat dan laut, dengan presentase 55% dari wilayahnya adalah laut.
Bahkan, dalam kawasan ini memiliki gugusan karst terbesar kedua di dunia setelah negara China.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan