“Magpie Public Relations telah lama berperan sebagai jembatan yang menghubungkan merek global dengan pasar Indonesia. Dengan pengalamannya, Magpie telah sukses meluncurkan berbagai produk inovatif dari berbagai negara, seperti Singapura, Thailand, India, hingga Amerika Serikat, dan menjadikannya populer di Indonesia”, paparnya.

“Keberhasilan ini dikarenakan Magpie memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Alih-alih membangun departemen PR dari awal, Magpie menawarkan solusi yang lebih efisien. Magpie bertindak sebagai inkubator departemen PR di perusahaan anda, menyediakan layanan yang dirancang khusus sesuai kebutuhan klien, memandu klien memahami setiap proses, dan membantu mereka membangun hubungan yang kuat dengan media-media utama di Indonesia”, terang Ibnu.

“Kami berusaha mendobrak batas komunikasi konvensional. Solusi kami dirancang untuk mengundang rasa ingin tahu, memancing diskusi, dan menguji asumsi yang telah ada. Kami selalu menantang diri untuk terus memformulasikan pendekatan komunikasi baru yang semakin efektif dan personal”, tandasnya.

“Oleh karena itu, perkenalkan brand atau personal anda kepada kami melalui haykal@magpiepublicrelations.com atau website kami di www.magpiepublicrelations.id dan kami akan memformulasikan strategi paling efektif untuk membuat pasar menginginkan anda”, lengkap Ibnu.

Sementara itu, Suci Marini Novianty, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya mengungkapkan, bahwa Gen Z dan Millennials, memiliki karakteristik unik dalam pola komunikasi mereka yang mengutamakan keaslian, preferensi terhadap pengalaman digital yang interaktif, dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial seperti keberlanjutan dan inklusi.

Menurutnya, pendekatan berbasis metaverse dan AIfor PR diperlukan untuk memenuhi kebutuhan generasi yang semakin digital-savvy.

“Namun, keberhasilan implementasi strategi ini memerlukan fokus pada konten yang tidak hanya imersif tetapi juga genuine dan bermakna. Generasi ini memiliki kepekaan yang tinggi terhadap ‘gimmick’ atau upaya promosi yang tidak selaras dengan nilai mereka, sehingga pengelolaan narasimerek yang otentik menjadi sangat penting”, ucap Suci.