Meski Anggaran Terbatas, Kreativitas-Inovasi Humas BPOM Makin Teruji
RAKYAT NEWS, JAKARTA – BPOM berpartisipasi pada kegiatan webinar yang bertajuk “Anggaran Makin Cekak, Komunikasi Publik Bakal Terdampak?” pada Kamis (6/2/2025).
Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (Biro KSHM) Noorman Effendi menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PR Indonesia berkolaborasi dengan Humas Indonesia.
Talkshow ini hadir untuk mendiskusikan isu terkini mengenai pemotongan anggaran yang terjadi di berbagai sektor pemerintah, salah satunya kehumasan, dalam rangka efisiensi.
Asmono Wikan, Chief Executive Officer (CEO) dari PR Indonesia menjadi moderator yang memandu gelar wicara ini. Selain Kepala Biro KSHM, kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Bagian Humas Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman Aris Herbandang. Pertanyaan pertama dari Asmono Wikan menjadi pondasi diskusi ini mengenai seberapa penting peran humas di organisasi.
“Satu hal yang dapat saya sampaikan, peran humas tidak bisa dipisahkan karena merupakan fasad dari suatu organisasi atau entitas” ungkap Noorman Effendi.
Sementara itu, Aris Herbandang mengatakan humas terkadang dilihat tidak penting. Namun, pada saat-saat tertentu humas menjadi sangat strategis dan cukup menentukan arah organisasi.
Diskusi selanjutnya mengarah ke pertanyaan bagaimana cara membangun kondisi kreativitas di tengah keterbatasan. Noorman menjawabnya dengan melihat kondisi di BPOM.
“Teman-teman di BPOM sudah memiliki kreativitas secara naluriah. Banyak di antara kami yang bukan berasal dari latar belakang komunikasi, melainkan sebagian besar adalah ilmuwan. Dalam kondisi seperti ini, kreativitas muncul melalui diskusi, di mana ide-ide bermunculan untuk memecahkan masalah yang dihadapi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Noorman menekankan tentang cara memanfaatkan owned media sebagai salah satu hal utama yang dapat dilakukan, seperti website dan media sosial.
“Satu hal lagi, kami punya slogan “bukan kata orang, pastikan kataBPOM”. Beranjak dari kampanye ini kami berharap agar masyarakat merujuk kepada BPOM,” jelas Noorman Effendi.
Asmono kemudian menanyakan mengenai cara BPOM dalam membangun kolaborasi dengan lintas sektor agar komunikasi yang disampaikan tetap efektif. Noorman kemudian menjawab bahwa terkait kolaborasi tidak akan berkurang dengan pengurangan anggaran.
“Teman-teman unit pelaksana teknis menjadi corong kami dalam mengamplifikasi informasi. Hubungan media juga dijaga melalui komunikasi yang baik dan berharap mereka dapat mengamplifikasi pesan yang disampaikan. BPOM juga berkolaborasi dengan pihak lain, seperti kementerian/lembaga yang berkaitan dengan BPOM, seperti bea cukai, pajak, bank indonesia, dll,” ujar Kepala Biro KSHM.
Sebagai penutup, para narasumber ditanya mengenai optimisme menghadapi situasi ini dalam konteks kehumasan di tengah keterbatasan.
Aris Herbandang mengungkapkan bahwa kemitraan menjadi kunci. Hal tersebut dibangun dengan membina hubungan baik melalui proses panjang yang perlu terus dijaga.
Semakin menguatkan, Noorman Effendi juga menutup dengan mengatakan bahwa optimistis itu harus.
“Meskipun pemotongan anggaran ini menjadi tantangan, BPOM tetap berkomitmen memberikan informasi melalui strategi inovatif dengan menggunakan teknologi yang ada,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan