Makassar, Mataasulsel – Salah satu indikator produktivitas sebuah perguruan tinggi adalah jumlah dokumen publikasi yang terindeks Scopus. Semakin banyak dokumen di Scopus semakin prestisius sebuah perguruan tinggi. Indikator ini juga menjadi salah satu penilaian perangkingan universitas terbaik di Indonesia oleh Kemenristek Dikti.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) sebagai institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat tertua kedua setelah FKM Universitas Indonesia semakin menunjukkan prestasi dalam bidang publikasi. Data publikasi terindeks Scopus pada bulan Agustus 2015 sebanyak 27 dokumen, dengan total sitasi 167 kali. Jumlah ini meningkat tajam menjadi 135 dokumen pada awal Februari 2018, dengan total sitasi 400 kali. Jumlah dosen terlibat dalam publikasi ini meningkat dari 10 orang pada tahun 2015 menjadi 41 orang pada 2018.

Menurut Muhammad Rachmat, dosen yang bertugas di Divisi Pangkalan Data dan Akreditasi pada Gugus Penjaminan Mutu Fakultas, jumlah ini akan terus meningkat dari waktu ke waktu. “Data publikasi ini belum termasuk publikasi pada Jurnal yang terindeks DOAJ maupun Thomson Reuters. Data di Scopus ini akan terus bertambah, karena saat ini ada beberapa publikasi dosen yang sudah terbit tapi belum terindeks”, tegas Rahmat.

Untuk memudahkan proses pendataan publikasi ini, setiap profil dosen yang ada di website akan ditautkan dengan profil Scopus-nya. “Saat ini kita sedang perbarui profil dosen di website Fakultas. Semuanya akan link dengan profil author Scopus, sehingga masyarakat maupun mitra dapat mengaksesnya secara mudah”, kata Fajar, dosen FKM Unhas yang menangani website.