RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno merespons rekaman video dari media sosial Instagram milik akun @dewimeisari tentang seorang warga yang mengeluhkan akses jalan pedesaan.

Dalam video berdurasi 1 menit 49 detik itu, nampak seorang perempuan yang sedang melakukan perjalanan ke salah satu desa dengan jalur berlumpur yang rusak.

“Kalau kayak gini, pantas, kan, apa-apa mahal di desa. Kenapa gas melon di kota 20 ribu sampai 22 ribu? Tapi di desa bisa 40 ribu sampai 50 ribu,” ujarnya dalam video.

Ia mengatakan, situasi yang terisoli dengan hidup yang dihimpit kesusahan karena sulitnya biaya hidup yang tinggi. “Ini, judulnya potret nyata ketimpangan ekonomi, ya, ini,” ungkapnya.

“Kita coba menurut kamu bagaimana? Bangun jalan untuk mempelancar ekonomi atau kasih makan di sekolah?” imbuhnya

Ia menyebut hal ini seperti kemiskinan struktural yang membuat orang miskin bukan karena orang malas atau bukan tidak ingin bekerja, tetapi faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupannya.

“Menghambat berkarya, jadi terjebak dalam kemiskinan,” ujarnya.

Di akhir video, wanita itu berdoa agar pemerintah tersadarkan. “Pikirin neraka, jangan korupsi mulu.”

Djoko menilai bahwa kemiskinan terjadi karena akses transportasi yang buruk. “38% jalan kabupaten di Indonesia dalam kondisi rusak,” ujar dia.

Menurutnya, akses jalan hancur tersebut berlokasi di Sintang, Kalimantan Barat.

Oleh sebab itu, perlu Program Inpres Jalan Daerah dan Layanan Angkutan Bus Perintis untuk mengentasksn kemiskinan dan membuka daerah yang terisolasi.

“Pemerintah harus masif dan serius membangun infrastruktur jaringan jalan dan membenahi angkutan umum hingga ke pelosok negeri,” imbau Djoko.

Ia mengatakan, pembangunan akses transportasi menjadi salah satu jalan untuk mengentaskan kemiskinan. Membenahi angkutan umum bukan hanya mengangkut orang namun juga logistik.

YouTube player