Selain siap 24 jam, PMI juga siap mengabdikan untuk hadir terus menerus di lokasi bencana. Bahkan mulai dan berakhirnya bencana, PMI selalu siap dilokasi tersebut. Berbeda dengan organisasi relawan lainnya yang mungkin bertahan hanya satu bulan di lokasi bencana. PMI bertahan sebab menyangkut prinsip dasar utama dari palang merah, yakni kemanusiaan.

“Tujuan kita manusia. Bukan material. “Makanya walaupun Sinabung sudah tahunan misalnya, tapi PMI selalu dan terus menerus hadir di sana karena prinsip kemanusiaan tadi,” tegasnya lagi.

Hal itu, lanjut JK, tak terlepas dari sejarah pendirian palang merah oleh Henry Dunant, yang berawal dari perang di Italia. Saat itu, Henry Dunant melihat begitu banyak mayat-mayat yang tidak terurus dan tanpa pertolongan karena saling bermusuhan. Sehingga dibentuklah palang merah yang siap membantu demi kemanusiaan.

JK juga mengaku, jika ia sebenarnya tak menginginkan terjadinya masalah dan bencana terus menerus. Tapi bencana terjadi dan selalu muncul secara alamiah dan itu tidak bisa dilawan. Sehingga PMI selalu hadir dalam setiap bencana, mengatasi kesulitan yang ada.

Lebih jauh, JK mengungkapkan, jika PMI berada di tengah atau di antara orang-orang yang siap membantu dengan orang yang harus dibantu. Artinya, PMI menerima bantuan dari orang yang membantu kemudian memberi bantuan itu dalam bentuk penyelesaian atau perbaikan kembali kepada orang yang membutuhkan. “Tanpa ada melalui di tengah, maka akan sulit mengatur bantuan yang ada,” ujar JK lagi.

Dalam kesempatan tersebut, JK membeberkan, jika palang merah merupakan organisasi terbesar di dunia. Sebab tidak ada kota di dunia yang tidak memiliki palang merah. Makanya palang merah memiliki persaudaraan yang sangat erat di seluruh dunia. Tak heran jika bencana terjadi di Indonesia, negara lain datang membantu. Kemudian jika negara lain menghadapi masalah bencana, Indonesia datang membantu.