Peminta setoran juga menceritakan terkait keterlibatan seseorang dalam praktik setor menyetor ini. Ia lalu menyebut nama seseorang berinisial A yang ikut menjadi perantara.

Sementara calon PNS yang dimintai setoran mengaku belum diberitahu soal nominalnya. Ia mengaku cuma sebatas tahu ada ucapan terima masih. Tapi nilainya tak jelas.

“Belum pi waktu itu karena kan itu hari mau ngomong berdua sama Pak A (nama seseorang) to baru kutanya mi Pak A bilang katanya kita ada yang mau dibicarain, eh malah saya disuruh ikut pelatihan itu. Pelatihan RPS Kesmetot itu,” ujar CPNS yang dimintai setoran 55.

“Terus habis itu aku beberapa kali ini juga kan, terus bilang juga ke pak A bilang pak saya kan belum ketemu bu dekan, saya mau coba ketemu Bu dekan. Cuman waktu itu pak A udah cariin tapi Bu dekannya gak ada,” katanya.

Sementara itu rekaman pembicaraan kedua antara CPNS yang dimintai setoran konfirmasi ke salah satu CPNS lainnya. Dari rekaman pembicaraan kedua, peminta setoran mengaku bahwa dekan yang menentukan nominal setoran.

“Berapa kak? 5 berapa kak? 55 apa tu kak lima puluh lima. Nanti coba saya tanya keluarga saya kak,” kagetnya saat dimintai 55.

“Belum pi ki kah ketemu dekan? Apa na bilang sama kita Pak A?” tanya peminta setoran lagi pada rekaman kedua.

Lalu pemberi setoran menjawab

“Ada kak tapi ada nominalnya ditentukan, tidak tahu karena kemarin itu sebelum ketemu rektor dihubungi ki satu-satu untuk ke kampus. Nah pas ka ke kampus bertiga ka, ketemu ka kak R sama kak M jadi bertiga ka menghadap. Nah itu bertiga kah sama ka ceritanya nominalnya yang disebutkan sama bu dekan, makanya ku bilang ketemu ki dulu sama bu dekan,” ujar CPNS tadi.