BI Turunkan Suku Bunga Acuan ke 5,50 Persen, Dorong Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi
“Tekanan eksternal terhadap rupiah telah mereda, sementara inflasi masih dalam kisaran target BI,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Penurunan suku bunga juga dipandang sebagai respons terhadap ketatnya likuiditas perbankan dan pertumbuhan kredit yang melambat. Bulan lalu, BI memproyeksikan pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2025 kemungkinan hanya mencapai batas bawah dari target 11%–13%.
“Dengan pertumbuhan yang lemah, yang tak bisa hanya ditopang oleh stimulus fiskal, serta inflasi yang rendah, alasan untuk pelonggaran kebijakan moneter menjadi semakin kuat,” tulis ekonom HSBC Holdings Plc, Pranjul Bhandari dan Aayushi Chaudhary, dalam risetnya.
Namun demikian, sejumlah ekonom menilai BI seharusnya tetap mempertahankan BI Rate di level 5,75% guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang mulai menguat ke bawah Rp16.500 per dolar AS.
Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), Hosianna Evalita Situmorang, menyatakan bahwa peningkatan volume transaksi FX swap menunjukkan masih tingginya kebutuhan likuiditas di sistem keuangan. “Untuk saat ini, fokusnya tetap pada stabilitas nilai tukar dan manajemen likuiditas,” ujarnya, Selasa (20/5/2025).
Langkah BI ini menandai sinyal kuat bahwa bank sentral mulai mengalihkan fokusnya dari menjaga stabilitas semata ke arah mendukung pemulihan ekonomi secara berkelanjutan. (*)

Tinggalkan Balasan