Ratih Kumala: Orang Tua Harus Peka dalam Tingkatkan Literasi Anak di Era Digital
Ratih juga menyoroti pentingnya menciptakan ruang yang mendukung budaya membaca, seperti taman baca, perpustakaan komunitas, hingga café buku yang nyaman dan estetis.
“Mungkin memang harus dimulai dari tempat yang menarik dulu. Anak-anak datang karena suasananya, lalu perlahan mereka melihat buku dan akhirnya tumbuh minat baca itu. Saya percaya, minat baca kita masih bisa naik,” ujarnya optimistis.
Saat ditanya soal preferensinya antara buku fisik dan buku digital, Ratih mengaku masih lebih menikmati membaca buku cetak karena pengalaman yang lebih personal.
“Aku pribadi masih suka buku fisik. Alasan utamanya mungkin nggak penting ya, tapi aku senang merasakan langsung bentuk fisiknya. Rasanya lebih nyata saja,” ungkap lulusan Fakultas Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret tersebut sambil tersenyum.
Sementara itu, BI Sulsel melalui Deputi Direktur Aswin Gantina dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa kegiatan literasi seperti talkshow ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pihaknya dalam mendukung peningkatan literasi masyarakat, khususnya di bidang keuangan.
Menurutnya, peningkatan literasi tidak dapat dilakukan sendiri oleh satu institusi. Oleh karena itu, BI terus membangun kerja sama lintas sektor dan melibatkan tokoh literasi nasional sebagai inspirator dalam mendorong budaya membaca di kalangan generasi muda. (*)

Tinggalkan Balasan