Untuk arus peti kemas, kenaikan di Kuartal I 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu turut dipengaruhi oleh tambahan peti kemas ekspor dari PT Meratus serta meningkatnya throughput peti kemas milik PT SPIL di Terminal Peti Kemas (TPK) Bitung.

Permintaan barang konsumtif menjelang hari raya turut mendongkrak aktivitas di TPK Makassar dan Makassar New Port (MNP), ditambah kegiatan muat hasil pertanian berupa kelapa di Pelabuhan Pantoloan.

“Serta meningkatnya kegiatan bongkaran komoditas pupuk di Pelabuhan Gorontalo dan meningkatnya peti kemas komoditas sembako untuk kebutuhan masyarakat di Pelabuhan Samarinda,” terang Yusida.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa lonjakan arus penumpang juga disebabkan oleh penerapan Centralized Ticketing Terminal (CTT) di Pelabuhan Bastiong, Ternate.

“Selain itu juga, adanya peningkatan kegiatan kapal penumpang di hari libur tahun baru dan Hari Raya Idulfitri yang berdekatan pada Pelabuhan Ambon, Makassar, dan Pelabuhan Manokwari,” tukasnya.

Fokus pada Persoalan Sosial

Di samping capaian operasional, Pelindo Regional 4 juga menunjukkan kepedulian terhadap isu sosial di kawasan pelabuhan, khususnya di Pelabuhan Makassar. Persoalan kehadiran pedagang asongan dan tenaga buruh bagasi menjadi perhatian serius perusahaan.

Pelindo Regional 4 menggandeng Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Makassar, aparat keamanan, dan para stakeholder lainnya untuk menata kawasan terminal penumpang.

Langkah-langkah penataan dilakukan melalui sosialisasi intensif kepada pedagang asongan mengenai larangan berjualan di area terminal dan dermaga, guna menjaga ketertiban dan keamanan. Penguatan regulasi serta pengawasan akses keluar masuk orang dan barang juga diperketat.

Kerja sama dengan operator dan pengguna jasa turut ditingkatkan untuk menjamin distribusi tenaga kerja atau buruh bagasi di Pelabuhan Makassar dilakukan secara adil dan transparan melalui sistem resmi yang telah ditetapkan.