Selanjutnya, Makmur menyampaikan paparan berjudul “Melindungi Anak dari Kejahatan Dunia Maya”. Ia mengatakan, beberapa dampak negatif internet antara lain, penyebaran berita hoaks, paparan ujaran kebencian atau hate speech, ancaman perundungan atau cyberbullying, konten pornografi, serta ancaman keamanan. Untuk itu, perlu ditingkatkan kesadaran bagi warganet agar selalu ingat keberadaan orang lain di internet sekaligus menghargai hak-hak mereka, tidak membuat seruan yang buruk, serta terus membentuk citra diri yang positif.

Pemateri ketiga Nanda Putri Adhiningtyas memaparkan materi “Literasi Digital bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Menurut dia, komunitas akademik dapat membantu para guru meningkatkan keterampilannya dalam memanfaatkan platform digital, melatih kreativitas dan inovasi, memperkuat komunikasi dan kerja sama, serta menjadi role model dalam pemahaman hak kekayaan intelektual. Nantinya, tenaga pendidik dapat membuat media pembelajaran yang menarik, memanfaatkan media sosial dalam konteks pendidikan, sekaligus optimalisasi mesin pencari dan bahasa asing.

Adapun Ndy Pada, sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan “Belajar Daring Vs Candu Internet”. Ia mengatakan, dampak kecanduan internet pada anak berpotensi merusak otak, mengubah emosi, membuat malas belajar, serta merusak hubungan sosial dengan lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, orang tua berkewajiban mendampingi si buah hati ketika berselancar di dunia maya, membuat aturan bersama penggunaan gawai, sekaligus mengenalkan internet yang sehat.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Karmila. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih. Salah satunya, Kenzia Kenzo yang bertanya tentang kiat mengatur waktu penggunaan gawai bagi anak. Menanggapi hal tersebut, Ndy Pada bilang, idealnya penggunaan gawai dibolehkan hanya ketika pembelajaran daring hingga waktu belajar berakhir. Kemudian, di setiap akhir pekan berikan anak-anak keleluasaan bermain gawai namun tetap dengan pendampingan.