Meski pelaksanaan program ini dinilai sudah berjalan baik, Ombudsman Sulsel tetap mencatat sejumlah catatan krusial yang perlu dibenahi. Salah satu sorotan utama adalah kondisi infrastruktur yang belum sepenuhnya memadai. Fasilitas penting seperti ruang makan dan perpustakaan di kedua titik SR masih dalam tahap pembangunan.

Kondisi lebih mendesak ditemukan di Sentra Wirajaya Salodong, yang masih mengalami keterbatasan dalam hal ketersediaan air bersih. Hal ini disebabkan belum masuknya jaringan air dari PDAM, sehingga pengelola harus mengandalkan sumur bor yang kapasitasnya masih kurang memadai.

“Karena ini program baru, wajar jika masih ada hal-hal yang perlu dibenahi. Namun aspek keselamatan dan keamanan asrama tetap harus menjadi perhatian utama,” kata Ismu.

Tak hanya infrastruktur, persoalan validitas data juga menjadi fokus pengawasan. Ombudsman menilai bahwa data DTSEN yang digunakan dalam penetapan sasaran program harus terbaru dan telah diverifikasi, agar tepat sasaran.

“Tujuannya satu, agar program ini benar-benar diterima oleh mereka yang paling berhak. Data yang valid adalah kunci ketepatan sasaran,” tambah Ismu.

Dalam kunjungan tersebut, Ismu Iskandar juga menyempatkan diri untuk memberikan motivasi langsung kepada para siswa Sekolah Rakyat di BBPKS. Ia mengingatkan agar kesempatan ini tidak disia-siakan karena merupakan bentuk kehadiran negara dalam menjamin masa depan generasi muda dari kelompok rentan.

“Selamat, kalian adalah orang-orang terpilih. Tidak semua anak punya kesempatan seperti ini—belajar di sekolah lengkap, gratis, dan berasrama. Manfaatkan sebaik-baiknya. Suatu hari nanti, bisa jadi di antara kalian akan ada yang menjadi polisi, TNI, bahkan bupati. Kuncinya: semangat belajar dan jangan pernah menyerah,” ujar Ismu di hadapan para siswa.

Ombudsman RI Perwakilan Sulawesi Selatan menyatakan komitmennya untuk terus mengawal pelaksanaan dan penyempurnaan program Sekolah Rakyat, demi memastikan tujuan utama program tercapai, yakni memutus rantai kemiskinan struktural melalui akses pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berpihak kepada yang paling membutuhkan. (*)