Menurut Azmach, informasi bahwa Aliah akan bertugas sebagai pembawa baki baru diketahuinya sesaat setelah mengambil undangan upacara.

“Tadi pagi, setelah mengambil undangan. Gak nyangka pastinya, kayak mau memastikan saat sore aja pas liat langsung,” tambahnya.

Azmach menegaskan, perjuangan panjang putrinya bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga masyarakat Sulawesi Selatan.

“Di mana pun posisi Aliah ditempatkan, kami sudah sangat bangga. Apalagi sampai membawa baki, itu sesuatu yang tak bisa dideskripsikan lagi,” katanya.

Selama mendampingi proses seleksi dan pelatihan, Azmach lebih banyak memberikan dukungan mental.

“Kami tidak pernah menekan, hanya minta dia tunjukkan yang terbaik. Jangan cepat berbangga hati, tetap rendah diri di keadaan apa pun. Dukungan materi juga tentu ada, tapi yang utama adalah mental,” jelasnya.

Meski sempat khawatir dengan tanggung jawab besar di usia muda, Azmach yakin putrinya mampu menghadapinya.

“Saya tahu dia pribadi yang bertanggung jawab. Sejak kecil ia sudah terbiasa menjaga adik-adiknya, jadi saya yakin ia bisa diberi tanggung jawab sebesar ini,” ucapnya.

Azmach juga menyampaikan bahwa pengalaman putrinya ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda Sulawesi Selatan.

“Pesan saya, jangan pernah menyerah. Percaya pada kemampuan diri sendiri, berusaha, dan yakin. Aliah adalah contoh bahwa anak-anak Sulsel juga bisa dilirik di tingkat nasional,” katanya.

Saat ini, Aliah masih duduk di bangku kelas XI. Sang ibu berharap putrinya tetap rendah hati dan kembali fokus pada pendidikan setelah menjalankan tugas sebagai Paskibraka Nasional.

“Selanjutnya, biarlah Aliah melanjutkan sekolah dulu. Kalau ke depan dia mau mendaftar ke Akademi Kepolisian, kami hanya bisa mendukung dan mensupport,” ucapnya.

Bagi keluarga, momen ini bukan hanya mengangkat nama sekolah, tetapi juga menjadi teladan bagi generasi muda Sulawesi Selatan.

YouTube player