BOLAANG MONGONDOW – Sebanyak 792 peserta mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” yang diselenggarakan secara virtual di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (26/10). Program Literasi Digital diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema yang diangkat saat ini adalah “Tips Dampingi Anak Belajar di Masa Pandemi.”

Empat orang narasumber yang tampil dalam seminar ini, yaitu Rahmat F.A. dari Google News Initiative Training dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI); Leviane J.H. Lotulung dari Japelidi sekaligus dosen Universitas Sam Ratulangi Manado; Vega Karina A. Putri selaku akademisi dan pembuat konten; serta Irma Suryani selaku narablog juga perajin. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Aguslia Hidayah selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Beralih ke sesi pemaparan, materi pertama dibawakan oleh Rahmat F.A. yang membawakan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Rahmat menuturkan bahwa dari 274,9 juta populasi di Indonesia, pengguna internet tercatat mencapai 202,6 juta dengan penetrasi sebesar 73,7%. Oleh karena itu, gunakan internet secara bijak dengan dengan membuka situs produktif yang bermanfaat bagi diri sendiri, bersikap kritis, serta tidak sembarangan menyebarkan informasi yang diterima,” pesan dia.

Sesi pemaparan materi dilanjutkan oleh Vega Karina A. Putri yang membawakan materi berjudul “Bahaya Pornografi pada Anak”. Vega menjelaskan bahwa bahaya pornografi pada anak, salah satunya adalah menyebabkan kerusakan Pre-Frontal Cortex (PFC) pada otak. Kerusakan ini menyebabkan konsentrasi menurun, sulit memahami benar dan salah, serta kesulitan dalam berpikir kritis. Sehingga, penting bagi orang tua untuk lebih terbuka dan mau berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang pornografi dan bahayanya. “Salah satu upaya orang tua untuk mengedukasi anak terkait bahaya pornografi adalah dengan membekali anak-anak dengan pendidikan seks dan reproduksi yang sesuai usianya,” ujarnya.