Koperasi Desa Merah Putih bukan hanya lembaga ekonomi, melainkan simbol persatuan ekonomi rakyat. Ia menjadi rumah bersama bagi petani, pedagang, dan pelaku UMKM desa. Melalui koperasi, desa dapat mengelola potensi lokal, dari hasil bumi, produk olahan, hingga jasa pariwisata secara mandiri dan berkeadilan.

Sebagaimana ditegaskan oleh Bung Hatta, koperasi adalah sokoguru perekonomian nasional. Kini, di era pemerintahan Presiden Prabowo, semangat itu menemukan bentuk barunya di tingkat desa: koperasi yang berakar pada merah putih, berjiwa nasional, dan berorientasi rakyat.

Kebangkitan ekonomi nasional tidak mungkin datang dari atas. Ia tumbuh dari bawah, dari tanah, dari sawah, dari pasar rakyat. Ketika desa mampu mengelola ekonominya sendiri, maka ketergantungan terhadap bantuan pusat akan berkurang, dan kemandirian fiskal desa akan meningkat.

Inilah yang disebut ekonomi berdikari, ekonomi yang tumbuh dari rakyat, untuk rakyat, dan dikelola oleh rakyat.

APDESI Sulawesi Selatan berkomitmen menjadikan semangat ini sebagai gerakan nyata. Melalui pelatihan aparatur desa, penguatan kelembagaan ekonomi, dan sinergi dengan Kementerian Desa serta pemerintah provinsi, kami ingin memastikan bahwa Asta Cita Presiden benar-benar hidup di desa, bukan hanya tertulis di atas kertas.

Setiap keberhasilan kecil di desa, entah itu terbentuknya koperasi, meningkatnya hasil panen, atau tumbuhnya wirausaha muda adalah bentuk surat cinta kepada Indonesia. Surat yang ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan kerja keras dan keikhlasan.

Para kepala desa dan perangkatnya adalah penulis tanpa nama yang menjaga agar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto tidak berhenti di slogan, melainkan menjadi denyut hidup yang nyata di tengah masyarakat.

Mereka bukan sekadar pelaksana program, tetapi penjaga api nasionalisme ekonomi: membangun kemandirian dari bawah, menjaga merah putih tetap berkibar di ladang, di pasar, dan di rumah warga desa.

YouTube player