“Saya sangat prihatin waktu itu karena barang tersebut tidak bisa dijual, paling hanya diberikan saja kepada orang karena masih perlu sentuhan,” ujarnya.

 

Amran Mahmud menyebut, masih perlu pembenahan, mulai dari produksinya, kemasannya, izinnya, dan label halalnya.

 

“Saya selalu bermimpi, seperti di Yogya. Banyak toko yang menjual oleh-oleh untuk dibawa pulang. Bayangkan kalau ikan bungo dibuatkan kemasan yang bagus dan ditenteng naik di pesawat, pasti kita bangga,” katanya.

 

Amran Mahmud mengajak dengan semangat kebersamaan, perekonomian terus digerakkan. Walaupun ekonomi anjlok di tengah pandemi, tetap kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas.

 

“Mari kita gerakkan perekonomian dengan semangat kebersamaan, kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, agar kita bangkitkan ekonomi di tengah pandemi Covid- 19,” pungkasnya.

 

Sementara itu, Ketua TP PKK Wajo, Sitti Maryam, mengajak untuk mempromosikan produk unggulan tiap kecamatan.

 

Dia berharap dengan hadirnya Pusat Oleh-Oleh Sengkang, semua hasil kerajinan makanan khas dan camilan dapat dipromosikan dan dipasarkan di tempat ini.

 

“Saya harap semua potensi kerajinan yang ada di desa bisa dipasarkan di sini, perlu ada kolaborasi dengan BUMDes,” ujarnya. Untuk memaksimalkan produk kerajinan, lanjut Maryam, perlu adanya label halal dan kemasan serta kualitas makanannya.

 

Masih dalam situasi pandemi, kegiatan hanya dihadiri Kepala Dinas Perindagkop UMKM Wajo, Ambo Mai, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Porapar) Wajo, Dahniar Gaffar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Wajo, Andi Liliana, para camat, pengurus TP PKK dan Dekranasda Wajo, serta ketua TP PKK kecamatan se-Wajo, dan beberapa undangan lain, dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat. (*)