Luwu Utara, Rakyat News – Kabupaten Luwu Utara (Lutra) yang berjuluk Bumi Lamaranginang belum ada kesadaran pengendara pengguna jalan untuk tertib berlalulintas ini tergambar dalam operasi patuh hari kedua belas, yang mana pelanggaran setiap harinya bertambah, seperti hari kedua belas operasi patuh dilaksanakan 68 set tilang.

Selain itu banyak pengendara roda dua tidak menggunakan helm dan tak bisa memperlihatkan SIM serta STNK.Juga mobil rata-rata melanggar Safety Bell atau sabuk keselamatan dan pelanggar terbanyak kendaraan yakni lupa memvawa SIM dan STNK.

Ditemui Kanit Regident Polres Lutra disela-sela operasi patuh hari kedua belas, Ipda Muh Idris S,Sos sangat menyayangkan kurang patuhnya para pengguna jalan. Bahkan, tak jarang ketidak disiplinan mereka merugikan orang lain seperti ugal-ugalan.

“Belum lagi sebagian pengendara sepeda motor tidak menggunakan alat pengaman seperti helm,” ujar Kanit Regident Polres Lutra kepada Rakyat News, Senin (7/5/2018).

“Pelanggaran yang paling banyak rata-rata tidak pakai helm. Kemudian tidak lengkap surat-suratnya, STNK maupun SIM. Kemudian pelanggaran kasat mata lainnya yang kita lihat sehari-hari banyak masyarakat yang berkendaraan sepeda motor yang dibonceng tidak menggunakan helm,” ungkapnya.

Lanjutnya, justru kita menindak supaya masyarakat semakin menyadari bahwa pentingnya tertib berlalulintas. Menyadari untuk mengurangi lakalantas. Karena rata-rata kalau laka lantas itu terjadi diawali dari pelanggaran. Baik dari mereka-mereka yang tidak memiliki SIM ataupun kelengkapan berkendaraan seperti tidak pakai helm.

Kasat Lantas Polres Lutra AKP Mustari, SH melalui Kanit Regident mengatakan, bahwa betul, selama operasi rutin dan patuh akan berlangsung 14 hari dan hari ini hari jedua belas operasi patuh, namun disyukuri tingkat laka lantas diwilayah kita menurun.

“Hanya sedikit pelajar yang kena tilang sebenarnya. Karena kita melaksanakan penindakan ini stasioner dilakukan bukan jam anak sekolah, namun yang terjaring pada saat razia patuh ini adalah para pekerja, wiraswasta dan lain-lain. Tingkat pelajar sangat minim,” akunya.

Memang itulah kita berharap adanya perubahan. Tetapi tingkat kesadaran masyarakat di Kabupaten yang berjuluk Bumi Lamaranginang, ini sangat rendah. Kalau kita lihat hari-hari yang kita lalui rata-rata masyarakat disini, yang namanya helm pasti jarang dipakai. Sampai sekarang masih kurangnya kesadaran berlalulintas .(yustus)