Tautoto menyampaikan, dalam konteks pilkada, media memiliki dua sisi fungsi yang tidak dapat dipisahkan. Di sisi lain, media sebagai pencerdasan politik dengan pemberitaan regulasi, sistem, opini dan berita terkait etika politik.

“Sisi lainnya, media sebagai sarana kepentingan politik para politisi dengan pemberitaan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan untuk mendorong media menjadi pengawal pilkada yang baik,” paparnya.

Untuk itu, Humas harus mampu bersahabat dengan media. “Humas harus mendorong pemberitaan untuk menjaga keutuhan rasa memiliki negara kesatuan Republik Indonesia,” ujar Pelaksana Tugas Sekda yang mengawali karir sebagai staf Humas ini.

Sementara, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel, Devo Khaddafi, mengatakan, hari ini mestinya Sekda Sulsel menghadiri rakor pilkada. Tetapi karena kecintaanya pada dunia kehumasan di Sulsel, akhirnya bersedia hadir.

Dari rapat koordinasi diharapkan sesuai dengan tema yang diangkat, akan mampu dijabarkan di Sulsel. “Humas memegang peranan sangat penting, apalagi terkait pemerintahan. Humas ujung tombak pembentukan citra positif pemerintahan, sehingga peranannya sangat vital,” ujarnya.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Forum Humas Sulsel untuk berbagi pengalaman dan ilmu, termasuk bagaimana mengharmonisasikan satu organisasi dengan organisasi lainnya.

Pada awal pembentukan Forum Humas Sulsel pada 21 Mei 2017, yang tergabung baru dari kabupaten kota. Dengan adanya rakor ini, maka akan semakin luas.

“Humas sangat penting untuk memiliki network luas,” sebutnya.

Tema yang diangkat terkait keterlibatan Humas dalam menciptakan opini publik sangat penting, untuk menciptakan kesejukan khususnya adanya event politik.

Dalam Pilkada Serentak 2018 ini, diharapkan humas mampu menjadi garda terdepan untuk melawan berita-berita yang sifatnya memecah belah bangsa.

“Khususnya berita hoaks di Sulsel, karena dalam 10 tahun terakhir Sulsel merupakan daerah terbaik di Indonesia,” pungkasnya.

YouTube player