GOWA – Taman Makam Pahlawan (TMP) Sultan Hasanuddin merupakan salah satu cagar budaya yang tepatnya berada di Jalan Pallantikang, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Cagar budaya TMP Sultan Hasanuddin tersebut dikelola oleh badan pelestarian cagar budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca Juga: Destinasi Wisata Titik Nol Bulukumba dengan Wajah Baru

Diketahui, bahwa Sultan Hasanuddin merupakan pahlawan nasional yang lahir pada tahun 1629, namun terdapat perbedaan tahun kelahiran yang tercatat dengan yang ada di google.

Hal itu dibenarkan oleh penjaga TMP Sultan Hasanuddin tersebut saat ditemui, dan mengatakan jika terdapat perbedaan pada tahun kelahiran pahlawan dari Sulawesi Selatan tersebut.

“Kalau dimakamnya tahun 1962, cobamaki buka google pasti tahunnya itu 1631, jadi ada dua versi tahun kelahirannya beliau yang tercatat itu yang pasti dibenarkan,” katanya.

Sultan Hasanuddin juga merupakan Raja ke-16 yang ditakuti oleh belanda serta dijuluki sebagai ayam jantan dari timur. Ia wafat di usia 41 tahun pada tahun 1670 lalu dimakamkan di komplek pemakaman tersebut.

Dalam lahan tersebut terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama yaitu bagian yang bersambung dengan pagar pintu masuk. Ketika kita melihat dari pintu masuk kita akan disuguhkan dengan pemandangan pagar yang berdiri kokoh nan mewah dengan warna krem dan gold.

Kemudian ada Batu Tomanurung yang menyerupai sebuah gazebo berbentuk lingkaran dengan 9 (Sembilan) tiang kokoh, batu Tomanurung merupakan Batu Pallantikan, digunakan sebagai tempat pelantikan raja-raja Gowa.

Makam disana memiliki bentuk yang berbeda-beda dari ukiran serta ukurannya. Yang paling saya soroti adalah makam berwarna putih dengan ukuran yang paling besar diantara makam-makam lainnya.

“Yang berbentuk kubah, kan ada dua makam kalu kita masuk, makanya besar, lalu disampingnya itu makam pengurus pribadinya,” Lanjut penjaga makam.