Melalui pengembangan Agrowisata yang menonjolkan Budaya lokal dalam memanfaatkan Lahan, serta memelihara Budaya maupun Teknologi Lokal yang umumnya telah sesuai dengan Kondisi Lingkungan Alaminya.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam Wisata Ekologi (eco-tourism), yaitu Kegiatan Perjalanan Wisata dengan tidak merusak atau mencemari Alam dengan tujuan mengagumi dan menikmati keindahan Alam, Hewan atau Tumbuhan Liar di Lingkungan Alaminya serta sebagai Sarana Pendidikan.

Pada Era Otonomi Desa, Agrowisata dapat dikembangkan pada masing-masing Desa tanpa perlu ada Persaingan antar Daerah, mengingat kondisi Wilayah dan Budaya Masyarkat di Indonesia sangat beragam.

Masing-masing daerah bisa menyajikan Atraksi Agrowisata yang Berbeda.

Pengembangan Agrowisata juga akan berpengaruh langsung terhadap Kelestarian Sumber Daya Lahan, Pendapatan Petani serta Masyarakat sekitarnya dan dapat menyerap Tenaga Kerja dari Masyarakat Pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi Tingkat Pengangguran di Pedesaan.

“Agrowisata Bonto Lojong “sudah mulai Mengembangkan Agrowisata untuk membantu Pendapatan Masyarakat dan Daerah, seperti :

Kopi Bonto Lojong Turatea Salah satu Produk Agrowisata yang mengangkat pendapatan Masyarakat dan menyerap Tenaga Kerja

Rumah Tani
Gedung yang bernuangsa Rumah sebagai Referentasi sebagai Petani Lokal dengan segala fasilitas kebutuhan untuk Meeting, Rapat sekaligus untuk Spot Foto dalam mengabadikan kesan disetiap waktu tentu dengan suasana yang berbeda-beda.

Agrowisata Petik Buah Sendiri
Terdapat di dataran Tinggi atau Kawasan Pegunungan. Seperti Petik buah Strawberry yang ada di di Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

Di Desa Ujung Bulu, menyediakan Agrowisata Petik Kopi Asli Jeneponto dan selain itu juga ada Buah-buahan lain disekitar “Agrowisata Bonto Lojong “.

Agrowisata Petik Buah Sendiri Bonto Lojong di Jeneponto