Bantaeng, Rakyat News – Sebuah kapal dilaporkan terbakar di perairan laut Bantaeng. Kapal itu berisi 30 orang, 10 orang di antaranya adalah anak buah kapal.

Tim siaga bencana yang terdiri dari STIKES Panakukang, SAR, BPBD Bantaeng, Tagana, Dinas Kesehatan dan TNI, Polri berusaha melakukan evakuasi korban kapal yang terbakar itu. Mereka dengan sigap bergerak bersama melakukan evakuasi. Dalam waktu 30 menit, korban langsung terevakuasi.

Begitulah simulasi penanganan bencana yang digelar di pesisir Pantai Seruni, Bantaeng, Rabu, 23 Januari. Simulasi ini digelar dengan melibatkan 325 personel. Simulasi ini dirancang mirip dengan kondisi yang sebenarnya. Selain proses penanganan korban kapal yang terbakar, tim juga dihadapkan dengan proses penanganan keluarga korban bencana.

Simulasi ini menunjukkan kesigapan pemerintah dengan unsur yang terkiat untuk penanganan bencana. Semua unsur terkait mengambil peran masing-masing untuk menyelamatkan korban.

Sementara Wakil Ketua II STIKES Panakkukang Makassar, Muh Yusuf Tahir menerangkan jika personil yang diterjunkan sebanyak 325 orang terdiri dari 92 mahasiswa STIKES Panakkukang Makassar dan 233 orang Satgas yang dikoordinir Pemkab Bantaeng.

“Ini ketiga kalinya kita lakukan simulasi kerja sama Pemkab Bantaeng. Pertama itu simulasi kebakaran di tahun 2015 di era Pemerintahan Prof Nurdin Abdullah”, tuturnya.

Dia meyakinkan kalau kejadian kapal tenggelam di Laut Flores merupakan rangkaian skenario Simulasi Penanganan Kegawatdaruratan (KGD) III Korban Kapal Terbakar dan Tenggelam yang dilaksanakan STIKES Panakkukang Makassar.

Bantaeng dipilih sebagai lokasi simulasi karena daerah ini memiliki dan menjalankan sistem terpadu terbaik di Sulsel.

“Kami melihat sistem yang dibangun Bantaeng yaitu layanan kesehatan dengan adanya BSB hampir di setiap kecamatan sangat baik untuk kesigapan menghadapi bencana,” kata dia.