Beberapa permintaan masyarakat tersebut di antaranya, di antaranya, ruas jalan Pekkae-Takkalala (Soppeng), ruas di Bontolempangan (Sinjai), ruas di Pattumbukang (Selayar), dan ruas Sidrap-Wajo.

“Permintaan paling banyak di wilayah Ajjatappareng, karena di sini paling banyak ruas provinsi yang tidak dipekerjakan. 1 tahun rata-rata 1 Km kerusakannya,” jelasnnya.

Penekanannya, pada finalisasi pengerjaan untuk ruas jalan LHR tinggi yang rusak berat dan yang belum tuntas dikerjakan tahun lalu. Untuk ruas jalan LHR tinggi yang telah selesai pengerjaan, selanjutnya dilakukan penguatan pada bahu jalan. Termasuk dengan betonisasi untuk menahan beban kendaraan.

Demikian juga pengerjaan untuk ruas jalam di Seko (Luwu), upaya yang dilakukan pada penguatan talud (dinding penahan tanah), pengerasan jalan dan penguatan tebing sebelum dilakukan pengaspalan/betonisasi. Juga dengan daerah gembur lainnya yang rawan longsor lainnya.

Sedangkan, Kepala Bappelitbangda Sulsel, Darmawan Bintang menyebutkan, pertemuan ini perdana untuk persiapan program dan kegiatan 2023, selanjutnya akan dilakukan pertemuan lanjutan, penekanannya pada infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.

“Untuk 2023 ini adalah pertemuan pertama dan kita berharap ada pertemuan berikut-berikutnya. Arahan dan penekanan khusus terutama dalam mengembangkan pendidikan dan kesehatan serta infrastruktur di dalam program dan kegiatan 2023. Secara detail akan ditindaklanjuti lagi,” kata Darmawan.

Baca Juga: HUT Takalar Ke-62, Plt Gubernur Sulsel Serahkan Bantuan Rp 15 Miliar

Dalam rapat ini dipaparkan, capaian untuk pertumbuhan ekonomi terealisasi dari -0,70 persen di tahun 2020 meningkat dan trealisasi 4,65 persen di 2021. Adapun target 2022 sebesar 4,62-5,98 persen dan tahun 2023 sebesar 5,04-6,52 persen.