Keberadaan keraton merupakan tapak kehidupan masa lalu yang memiliki keagungan dan harus di pahami masyarakat. Penyelenggaraan FKN sebagai sarana memperkenalkan warisan-warisan adat, seni budaya Keraton yang masih dibudayakan keberadaannya.

Gubernur Sulsel, H. Nurdin Abdullah, dalam sambutan pembukaan, menyatakan bahwa suatu kehormatan dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan, karena dapat menjadi tuan rumah FKN XIII tahun 2019, ini tentu menjadi ajang silaturahmi bagi para Raja, Sultan, Pelingsir Adat dan Pemangku adat.

“Pemerintah Sulsel beserta segenap Wali Kota dan Bupati se-Tana Luwu sangat mendukung acara ini karena memang penyelenggaraan ini bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa kita dan sekaligus dapat menjadi penjaga dan perekat bangsa demi kesatuan bangsa Indonesia,” ucap NA

Melestarikan budaya, bukan merupakan sifat elitis, pelestarian budaya upaya memelihara aset bangsa untuk memajukan bangsa Indonesia agar dapat menjaga budayanya.

“Musuh kita saat ini adalah kemiskinan, pengangguran, dan kebodohan. Allah SWT telah menganugerahkan kita sebuah kekayaan alam, kedepan perang dunia bukan lagi menjadi ancaman bangsa di dunia, tetapi yang menjadi ancaman kita di dunia ini adalah krisis pangan dunia. Bagaimana kita menjaga alam lestari kita sehingga pembangunan yang berkesinambungan ini dapat kita jaga pula. Luwu raya ini adalah salah satu masa depan Sulsel kedepan, bahkan Indonesia pada umumnya. Potensi-potensi ini perlu di maksimalkan lagi tetapi harus yang berkelanjutan agar anak cucu kita tetap bisa merasakan tana Luwu Raya yang kita cintai ini,” ungkap mantan Bupati Bantaeng 2 periode ini.

Nurdin Abdullah juga memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta FKN, karena telah meluangkan waktu untuk hadir di tana Luwu di Sulawesi Selatan.

“Semoga dengan FKN ini menjadi simbol cultural kita dalam menjaga budaya bangsa indonesia,” kuncinya.