MAKASSAR – Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1443 Hijriah, Departemen Dakwah dan Layanan Ummat Al Bayan Hidayatullah Makassar bersama DPD Hidayatullah, Pemuda Hidayatullah Sulsel, dan Baitul Maal Hidayatullah menyelenggarakan kegiatan Muharram Fest yang dirangkaikan dengan Tablig Akbar pada hari sabtu, 21 Agustus 2021 di Masjid Umar Al-Faruq Hidayatullah Makassar.

Baca Juga : Kembali Dibuka, MaRI dan NIPAH Terapkan Protokol Kesehatan Baru

Kegiatan tersebut bagian dari rangkaian kegiatan besar Muharram Fest dalam rangka 50 Tahun Hidayatullah. Tablig Akbar dengan tema “Hijrah dan Kemerdekaan” diisi oleh dua pemateri Ust. H. Haris Abdul Rahman dan Ust. Dr. Nasrullah Sapa, Lc., M.M. Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan Bazar Produk Muslim dari Bidang Pemberdayaan Perempuan Fokus Islam BTP dan PD Muslimat Hidayatullah Makassar.

Ketua Departemen Dakwah dan Layanan Ummat Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar, Abdul Qadir Mahmud Al Qitrie, mengatakan kegiatan tersebut sebagai puncak Muharram Fest untuk memberi makna syiar pada momentum penting.

“Tablig akbar ini merupakan rangkaian kegiatan muharram fest dalam rangka setengah abad atau 50 tahun hidayatullah. Sebenarnya selain tablig akbar sebagai puncak kegiatan, ada beberapa lomba yang diadakan secara nasional maupun lokal di hidayatullah makassar. Untuk tablig akbar ini adalah puncak dari muharram fest dan menggandeng majelis-majelis taklim di BTP yang terkumpul dalam pemberdayaan perempuan fokus islam BTP,” jelas Qadir melalui wawancara telepon, Selasa (24/08/2021).

Ia, lanjutnya, mengatakan tablig akbar dengan tema “Hijrah dan Kemerdekaan” sesuai kesejarahan ummat islam dalam mengambil pelajaran dari jejak Rasulullah Nabi Muhammad SAW sebelum dan setelah hijrah.

“pertama, tahun baru hijriah ini berdekatan dengan hari kemerdekaan indonesia. Kemudian hijrah itu sangat erat kaitannya dengan kemerdekaan karena rasulullah sendiri merdeka mendakwahkan islam setelah hijrah. Dengan hijrah ummat islam merdeka. Paling tidak ada dua kemerdekaan Ummat islam peroleh dari hijrah. Pertama merdeka dari teror kaum musyrikin di mekkah. Yang kedua mereka merdeka melaksanakan ajaran islam di madinah setelah hijrah,” sambungnya.