Uniknya, inovasi ini tak hanya soal edukasi. Kata dia, KKT juga memberikan praktek khusus dengan membentuk Kelas Persiapan Persalinan. Dengan perpaduan edukatif dan implementatif, maka diharap inovasi ini bisa membantu pemerintah mengurangi beban biaya persalinan sectio caesarae, karena para ibu hamil bisa melahirkan normal.

 

“Inovasi ini adalah salah satu upaya promotif pemerintah di sektor kesehatan agar para ibu hamil tetap bisa melahirkan normal,” terangnya. Dua inovasi ini tentu membutuhkan dukungan dan komitmen pimpinan agar dapat memberikan yang terbaik saat mengikuti Kompetisi Replikasi Inovasi Pelayanan Publik. Apa yang diharapkan rupanya direspon baik.

 

Kadis Kesehatan, Marhani Katma, menyebutkan, pihaknya mendukung dua inovasi maju di kompetisi replikasi yang diikuti inovasi replikasi dari inovasi terbaik di Sulsel. “Tentu kami mendukung. Ini saja belum didukung mereka sudah bergerak. Apalagi kalau sudah didukung, tentu gerakannya akan lebih kencang,” kata dia saat mengikuti Rapat Persiapan Kompetisi Replikasi Inovasi, Selasa (24/8/2021) kemarin.

 

“Jangan khawatir, pimpinan akan sangat mendukung. Apalagi ibu Bupati sudah berkomitmen untuk menjadikan Luwu Utara ini sebagai kabupaten paling inovatif seperti yang sudah kita raih pada 2019 yang lalu. Kami juga sangat bersyukur karena ada teman-teman yang berjuang memajukan inovasi kita. Sekali lagi, jangan ragukan komitmen kami,” tandasnya. (*)