International Sleep White Paper 2021 yang dirilis oleh Zepp Health ini menggunakan data utama termasuk durasi tidur, Body Mass Index (BMI), Detak Jantung Istirahat (Resting Heart Rate), dan jumlah langkah untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang status tidur kepada pengguna untuk pengelolaan kesehatan yang lebih baik.

Data yang dikumpulkan ini telah diproses dengan teknik penyamaran data untuk memastikan privasi informasi pribadi

Rata-rata, pengguna global melaporkan 59 hari dimana mereka tidur kurang dari 7 jam pada tahun 2021.

Durasi tidur rata-rata secara global telah menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu 7 jam 9 menit pada tahun 2021, dengan pengguna wanita tidur relatif lebih lama daripada pengguna pria.

Secara global, pengguna dari Belgia memperoleh rata-rata durasi tidur terlama yaitu 7,5 jam per malam, diikuti oleh Republik Irlandia dan Belanda.

Secara komparatif, pengguna dari Indonesia memiliki waktu tidur lebih sedikit, dengan durasi tidur rata-rata 6 jam 36 menit, diikuti oleh Jepang dan Malaysia.

Memiliki waktu tidur yang kurang dari jumlah tidur yang diperlukan bagi tubuh dapat mempengaruhi kinerja tubuh rata-rata.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa membutuhkan setidaknya tujuh jam tidur per malam, sementara anak-anak dan remaja membutuhkan lebih banyak tidur malam – mulai dari delapan hingga 10 jam.

Kurang tidur yang parah dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, dan gangguan kesehatan mental.

Temuan baru yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Research menunjukkan bahwa kekhawatiran seputar pandemi COVID-19 telah berkontribusi secara signifikan terhadap insomnia dan kekurangan tidur. Pada tahun 2021, kurang tidur meningkat secara global.

Pengguna dewasa dari seluruh dunia melaporkan kurang tidur rata-rata hampir 60 hari sepanjang tahun 2021, dengan pengguna pria melaporkan jumlah yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna wanita.