“Itulah kenapa organisasi masyarakat dan perusahaan harus terlibat untuk melakukan vaksinasi karena kalau kita menyerahkan semuanya kepada kemenkes, tidak akan sanggup dia menyuntikkan 400 juta dosis itu sendirian. Target kita untuk 70 persen herd imunity adalah 350 juta suntikan, kita sudah melakukan vaksinasi selama 7 bulan dan baru mencapai 90 juta suntikan maka itu belum mencapai dari target yang ditetapkan. Semua harus kerja sama karena ini butuh banyak sumber daya” tegas JK.

 

Lebih lanjut JK menjelaskan salah satu faktor yang menyebabkan program vaksinasi berjalan lambat di Indonesia karena rumitnya sistem administrasi pendaftaran vaksin. Jk meminta agar sistem pendaftaran vaksin dibuat sederhana sebagaimana halnya yang dilakukan beberapa negara di mana orang hanya perlu datang ke sentra vaksin tidak perlu menyertakan banyak persyaratan seperti harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu via online. Jk meminta pemerintah tidak usah khawatir ada masyarakat yang melakukan kecurangan menerima vaksin, karena menerima vaksin berbeda dengan menerima bantuan di mana kemungkinan masyrakat untuk menerima secara double selalu terbuka untuk itu harus betul betul diverifikasi namun untuk menerima vaksin JK yakin tidak akan ada masyarakat yang curang untuk menerima vaksin berulang kali.

 

“Saya sudah menyampaikan ke pak Menteri bahwa yang menyebabkan keterlambatan karena terlalu ribet administrasinya. Coba lihat di luar negeri, orang cukup datang saja bawa kartu langsung disuntik kalau kita harus daftar online dulu kemudian dicek lalu direkap setelah itu dipanggil dan itu memakan waktu. Dan ini orang yang tidak punya smartphone tidak mudah untuk mendaftarkan diri.

Saya selalu bilang vaksin itu beda dengan pembagian sembako. Kalau pembagian sembako orang mau saja menerima sembako sampai 5 kali sehari untuk itu harus diverifikasi. Kalau vaksin tidak ada orang yang mau divaksin sampai 2 kali dalam sehari, 2 kali sebulan pun orang harus dibujuk dulu supaya mau. Jadi jangan khawatir ada kecurangan dalam menerima dosis vaksin.” Jelas JK.