JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) tanggapi keluhan petani mengenai larangan untuk melakukan ekspor minyak sawit yang berdampak pada produksi minyak goreng yang buruk karena harga yang merosot turun, Senin (16/5/2022).

 

Baca Juga : Juli Mendatang, Direktur Pusdiklat JOIN Nasional Jadi Pemateri Workshop Internasional di Timor Leste

Untuk saat ini, Kemendag masih nerupayan untuk pantau harga minyak goreng curah yang beredar di Indonesia dengan target penurunan harga sebesar Rp 14 ribu/liter atau Rp 15 ribu/kilo.

Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Veri Anggrijono, mengungkapkan bahwa saat ini Kemendag masih melakukan monitoring bersama dengan Satgas pangan. Seperti yang sudah dilihat, dan 50% Daerah telah dilakukan pemantauan karena mereka berkeinginan untuk penuhi kebutuhan 10 ribu wilayah yang ada di Indonesia.

“Kita sedang memonitor bersama-sama dengan Satgas pangan untuk kebutuhan minyak curah dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah. Kita sudah lihat 50% daerah itu sudah. Kita kan ingin memenuhi kebutuhan di 10 ribu wilayah di Indonesia,” jelasnya dilansir dari detik finance.

lanjutnya, ia berharap urusan tersebut bisa selesai karena telah terjadi penurunan harga di sejumlah wilayah.

“Sekarang sudah tidak ada antrean, beberapa wilayah juga harga (minyak goreng curah) ada yang sudah mendekat Rp 16.000/liter dan beberapa mencapai Rp 14.000/liter,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia berharap kondisi ini dapat secepatnya pulih sehingga aktivitas ekspor dapat kembali normal karena dia berkeinginan agar petani tidak terkena dampak yang mendalam atas hal tersebut.

“Kita harapkan ini bisa cepat pulih kembali sehingga kita bisa normal lagi untuk membuka ekspor. Karena kita ingin petani juga tidak terlalu terdampak untuk seperti itu. Kita juga harus perhatikan hal-hal itu. Kita juga nggak mau mengorbankan petani,” ujarnya.