Jakarta – Jusuf Kalla (JK) memberikan tanggapan mengenai masalah yang saat ini tengah dihadapi oleh Taliban usai menguasai Afghanistan. Ia menyinggung terkait masalah ekonomi dan sumber daya di Afghanistan.

Baca Juga : Taliban: China Akan “Pertahankan” Kedutaan Besarnya di Afghanistan

Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, mengatakan bahwa negara Afghanistan memiliki masalah pada sektor ekonomi yang di mana memiliki sumber daya alam yang kaya tetapi tidak ada yang mengelolanya.

“Pertama masalah ekonomi, dengan keadaan dia kaya tapi tidak ada yang mengolahnya. Indonesia melatih beberapa tahun yang lalu kita undang 100 engineer, mereka yang muda-muda untuk dilatih pertambangan di Bandung dan juga di beberapa tempat,” kata JK pada webinar CDCC, Jumat (3/9/2021).

Lanjut JK, mengungkapkan bahwa ia sebelumnya telah sejumlah WN Afghanistan di Indonesia dan mereka juga dikenalkan tentang penerapan ajaran Islam di Indonesia.

“Kita mengundang anak-anak muda untuk melihat pesantren, saya undang Taliban ke sini termasuk juga pemerintahnya. Saya undang untuk melihat bahwa Islam di Indonesia itu moderat seperti ini, anda lihat semua di masjid bagaimana, anda lihat di pesantren bagaimana, anda lihat di sekolah-sekolah Islam bagaimana. Jadi kita ingin memperlihatkan contoh yang baik bahwa negara Indonesia moderat,” ujar JK.

JK menambahkan bahwa Taliban harus berubah jika ingin pemerintahannya berjalan baik. Sebab jika tidak dan masih bersifat tertutup maka pemerintahannya bisa saja akan kembali hancur.

“Seperti yang saya katakan tadi kalau dia tidak berubah maka ekonominya akan hancur sendiri kalau ekonominya hancur sendiri, maka pemerintahnya tidak bisa jalan lagi, timbul lagi anti Taliban, akan bergerak lagi untuk menjatuhkan ini, akan berlanjut terus konflik ini,” ungkap JK.

Sementara itu kata JK, mengatakan bahwa Taliban mesti menempatkan orang di pemerintahan sesuai pada kapasitasnya. Dirinya mencontohkan penunjukan bank sentral yang keliru bisa saja menyebabkan sistem keuangan kolaps.

“Semua tergantung sikap Taliban itu, dia mau terbuka atau tidak, dia mau pemerintahannya eksklusif atau inklusif, mau terbuka, mau mengangkat orang proporsional di pemerintahan. Jangan seperti tadi mengangkat gubernur bank sentralnya karena dia kasirnya Taliban langsung jadi gubernur bank sentral, itu akan jadi masalah sistem keuangan masalah, kalau sistem keuangan mereka susah maka ekonominya juga akan susah, jadi berbagai risiko akan muncul,” imbuh JK.

Terakhir, JK mengungkapkan bahwa semua pihak menunggu realisasi dari Taliban. Sebab jika tidak terubah maka dunia tidak akan lagi mau mengakui pemerintahannya.

“Kita menunggu apa yang dikatakan dilakukan jadi kalau apa yang dikatakan pihak Taliban setidak-tidaknya oleh juru bicaranya di Qatar dan di Kabul di situ dilakukan saya kan kira akan lanjut dengan pemerintahan yang baik. Tapi begitu tidak dilaksanakan maka dunia tidak mau lagi mengakui pemerintahan itu, kalau dunia tidak mengakui pemerintahan itu maka ekonomi tidak akan jalan, investasi tidak akan jalan,” ucap JK.