Opini: Ramadhan Pergi, Masjid pun Ikut Pergi
Sungguh menyedihkan, padahal sholat itu wajib bukan hanya saat bulan ramadhan saja, melainkan setiap hari dalam 5 waktu.
Fenomena sepinya masjid setelah bulan ramadhan, juga tak lepas dari perhatian netizen. Terbukti dari banyaknya beredar gambar dan kata-kata sindiran mengenai fenomena ini.
Setelah kita melihat, nampaknya yang menyebabkan banyaknya orang datang ke masjid saat hari-hari pertama bulan ramadhan, hanyalah mengikuti euforia masyarakat yang senang dalam menyambut bulan suci.
Bukan murni untuk melaksanakan kewajiban, astagfirullah. Walaupun memang, kita sebagai seorang muslim sangat senang jika bulan ramadhan akan datang.
Tetapi dalam hal memakmurkan masjid, bukan hanya sebatas di bulan ramadhan saja. Karena sholat di laksanakan setiap hari, jadi hendaknya masjid juga dimakmurkan setiap hari.
Sebagian orang mungkin telah terlena, dengan kenikmatan dunia yang hanya bersifat sementara. Hingga saat ramadhan berlalu, berlalu jugalah semangatnya dalam beribadah.
Padahal harusnya, kita tetap menjaga semangat beribadah itu. Toh ini juga untuk kebaikan diri kita. Tapi masih banyak orang yang menganggap bahwa mencari uang, ‘menikmati’ masa muda dan berbagai perbuatan menyenangkan namun sia-sia lainnya adalah kebaikan untuknya, padahal nyatanya itu hanyalah kesenangan yang menipu.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. al-Hadîd [57]: 20).
Tinggalkan Balasan