Berkait dengan hal itu, menurutnya ada tiga program prioritas dalam rangka pengembangan litersi di Sulsel yang didukung DPRD dan membutuhkan respon serta dukungan dari Perpusnas yaitu pertama, rencana pembangunan perpustakaan bertaraf nasional di CPI yang beda dengan daerah lain dan diharapkan menjadi sebuah destinasi di Sulsel. Kedua, kita juga mendukung sebuah program strategis meliterasikan desa melalui perpustakaan desa. Ia menegaskan, kalau mau melihat desa maju dan bersaing kuncinya melalalui efektifitas perpustakaan desa. Ketiga adalah dukungan terhadap pelestarian aksara lontara sebagai salah satu warisan budaya Sulsel, melalui Festival Aksara lontara. Dan ini bukan hanya kebanggaan Sulsel tetapi juga adalah kebanggaqn Indonesia.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Sulsel Arum Spink, S.H.I, yang juga merasa tercerahkan dengan materi yang disampaikan oleh Kepala Perpusnas, menyatakan bahwa dirinya saat ini fokus terhadap pengembangan literasi masjid. Menurutnya masjid bukan hanya sekadar tempat ibadah tetapi juga tempat melakukan berbagai kegiatan pembinaan ummat, termasuk tempat untuk belajar, sehingga keberadaan masjid perlu dilengkapi perpustakaan.

Dan dia berharap kalau saja ada pembicaraan Perpusnas dengan Dewan Masjid Indonesia ataukan Majelis Ulama, lalu Dewan Masjid itu, setiap mau ada pembangunan masjid mewajibkan setidaknya ada perpustakaannya. Bahkan kalau perlu ada wifi di masjid jadi anak- anak muda nongkrongnya tidak di warkop dan di cafe tapi di masjid, jadi begitu tiba waktu shalat mereka shalat.

Anggota Komisi E DPRD Sulsel lainnya, Ismail Bachtiar dan A.M Irfan AB, ST juga mempertanyakan dan menyampaikan beberapa hal terkait dengan upaya peningkatan minat baca masyarakat dan dukungan terhadap pengembangan perpustakaan di daerah termasuk di wilayah pedesaan.