Baca Juga : Pemerintah Lutra gelar FGD Tindak Lanjuti Perda

Menurutnya, ada dua hal yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk memerangi hoax, yaitu encourage dan effort.

“Dorongan, rasa ingin tahu terhadap kebenaran suatu informasi. Kalau sudah ada dorongan dalam diri, maka selanjutnya yang harus dimiliki adalah usaha, misalnya verifikasi melalui google, verifikasi domainnya sah atau tidak”, tambahnya.

Sultan Rakib juga mengatakan, langkah FGD yang dilakukan tersebut sebagai bagian dari peningkatan upaya pencegahan hoax.

“Albert Einstein pernah berkata, kita tidak bisa menyelesaikan masalah kita dengan pemikiran yang sama ketika kita menciptakan masalah tersebut. Tahun ini dengan masalah yang sama, dengan penetrasi yang sama di tahun depan, maka masalah yang sama akan terus muncul. Kita harus naik level, jadi kalau level hoaxnya tinggi, maka taktisnya juga harus lebih tinggi”, pungkasnya.

Sementara itu, Ketua AMSI Sulawesi Selatan, Herwin Bahar mengungkapkan, penting bagi FGD tersebut untuk menghadirkan berbagai peserta yang mewakili guru, pemerhati pendidikan, dosen, Kementerian Agama,serta peserta lintas agama.

“Karena masalah mis/disinformasi ini sebenarnya bisa mengena semua kalangan, sehingga butuh banyak referensi yang nantinya dapat menyatukan persepsi”, ungkap Herwin.

Ia berharap dengan adanya kegiatan FGD tersebut dapat membuka mindset para peserta yang hadir.

“Nantinya ke depan bisa menularkan hal-hal positif kepada dunia pendidikan”, harapnya.

Sekjen AMSI, Wahyu Dhyatmika (Komang) menjelaskan, pencegahan peredaran hoaks seyogyanya adalah tanggung jawab bersama.

“Hoaks hanya bisa diperangi jika kita bersama-sama. Ini bukan sekadar tanggungjawab media atau pemerintah saja,” katanya.

Baca Juga : Anggota Komisi IX DPR RI Gandeng Konsultan Optimalkan Pelayanan Kesehatan