Pria asal Nara berusia 41 tahun itu tinggal di sebuah apartemen kecil di kota itu. Lantai dasar apartemennya diisi oleh sejumlah bar.

Salah satu tetangganya, seorang wanita berusia 69 tahun yang tinggal satu lantai di bawahnya, melihat Yamagami tiga hari sebelum pembunuhan Abe.

“Saya menyapa tapi dia mengabaikan saya. Dia hanya melihat ke bawah ke samping tanpa mengenakan maskernya. Dia tampak gugup,” jelasnya

 

Tambahnya, ia seperti tidak melihat kearahnya dan merasa ada sesuatu yang mengganggu pelaku.

“Sepertinya aku tidak terlihat. Sepertinya ada sesuatu yang mengganggunya,” ujarnya.

Seorang perempuan asal Vietnam yang tinggal dua pintu dari Yamagami mengatakan dia tampak selalu menyendiri.

“Aku melihatnya beberapa kali. Aku membungkuk padanya di lift, tapi dia tidak mengatakan apa-apam,” ucapnya.

Yamagami menembak tiga kali Abe saat berpidato di depan stasiun di kota Nara saat berpidato kampanye pada Jumat siang.

Abe menderita luka di leher hingga dada akibat penembakan itu hingga mengalami henti jantung. PM Jepang era 2006-2007 dan 2012-2020 itu akhirnya meninggal dunia lima jam setelah insiden terjadi akibat pendarahan hebat.

Yamagami mengaku kepada polisi bahwa ia memang berniat membunuh Abe karena tidak suka dengan mantan PM terpanjang Jepang itu.

Kepolisian mengetahui Yamagami merupakan mantan anggota pasukan pertahan maritim atau angkatan laut Jepang. Ia disebut keluar dari korps tersebut pada 2005 silam.