JAKARTA – Organisasi keagamaan yang menyangkut pautkan mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menjadi penyebab terjadinya penembakan terhadap dirinya karena ibu dari pelaku bangkrut akibat ulah organisasi tersebut.

Baca Juga : M. Jusuf Kalla Sampaikan Duka Cita untuk Shinzo Abe

Kepala tim invesitgasi, Yamagami yakin bahwa Abe merupakan orang yang bersangkutan dengan organisasi keagaaman dan mempromosikannya sehingga ibu dari pelaku menyalurkan donasi dengan jumlah yang besar.

Menurut laporan koran Yomiuri yang mengutip sumber dari tim investigasi, Yamagami mengatakan kepada polisi bahwa ibunya jadi bangkrut gegara memberikan donasi tersebut.

“Keluarga saya bergabung dengan agama itu dan hidup kami menjadi lebih sulit setelah menyumbangkan uang untuk organisasi tersebut,” kata Yamagami dilansir dari CNNIndonesia.com.

 

Lanjutnya, ia ingin menargetkan petinggi dari organisasi tersebut namun merasa kesulitan dan pada akhirnya Abe menjadi target karena yakin memiliki ikatan dengan organisasi itu.

“Saya ingin menargetkan pejabat tinggi organisasi, tetapi itu sulit. Jadi, saya membidik Abe karena saya yakin dia terikat (dengan organisasi). Aku ingin membunuhnya,” tambahnya.

Hingga kini belum terungkap organisasi keagamaan apa yang dimaksud Yamagami. Dikutip Reuters, polisi juga belum mengungkap nama organisasi itu.

Kepada polisi, Yamagami juga mengaku membuat sendiri senjata api yang digunakan untuk membunuh Abe pada Jumat (8/7) lalu. Ia juga mengaku awalnya berencana membunuh Abe menggunakan peledak.

Yamagami mengatakan kepada penyelidik bahwa ia telah mempersiapkan peledak untuk membunuh Abe di acara Okayama.

“Saya berencana membunuh mantan PM di sana [Okayama], tapi saya lihat ada prosedur pendaftaran di pintu masuk dan saya rasa akan sulit untuk masuk,” ujar Yamagami.

Yamagami akhirnya memutuskan untuk melancarkan aksinya di Nara, di mana Abe dijadwalkan berpidato kampanye di dekat Stasiun Yamato Saidaiji pada Jumat (8/7).

Pria asal Nara berusia 41 tahun itu tinggal di sebuah apartemen kecil di kota itu. Lantai dasar apartemennya diisi oleh sejumlah bar.

Salah satu tetangganya, seorang wanita berusia 69 tahun yang tinggal satu lantai di bawahnya, melihat Yamagami tiga hari sebelum pembunuhan Abe.

“Saya menyapa tapi dia mengabaikan saya. Dia hanya melihat ke bawah ke samping tanpa mengenakan maskernya. Dia tampak gugup,” jelasnya

 

Tambahnya, ia seperti tidak melihat kearahnya dan merasa ada sesuatu yang mengganggu pelaku.

“Sepertinya aku tidak terlihat. Sepertinya ada sesuatu yang mengganggunya,” ujarnya.

Seorang perempuan asal Vietnam yang tinggal dua pintu dari Yamagami mengatakan dia tampak selalu menyendiri.

“Aku melihatnya beberapa kali. Aku membungkuk padanya di lift, tapi dia tidak mengatakan apa-apam,” ucapnya.

Yamagami menembak tiga kali Abe saat berpidato di depan stasiun di kota Nara saat berpidato kampanye pada Jumat siang.

Abe menderita luka di leher hingga dada akibat penembakan itu hingga mengalami henti jantung. PM Jepang era 2006-2007 dan 2012-2020 itu akhirnya meninggal dunia lima jam setelah insiden terjadi akibat pendarahan hebat.

Yamagami mengaku kepada polisi bahwa ia memang berniat membunuh Abe karena tidak suka dengan mantan PM terpanjang Jepang itu.

Kepolisian mengetahui Yamagami merupakan mantan anggota pasukan pertahan maritim atau angkatan laut Jepang. Ia disebut keluar dari korps tersebut pada 2005 silam.